GUNUNGSITOLI, KABAR NIAS — Wali Kota Gunungsitoli Lakhömizaro bersama Wakil Wali Kota Sowa’a Laoli berjanji akan memilih pejabat di jajarannya lewat mekanisme lelang jabatan. Masyarakat Kota Gunungsitoli juga dipersilakan untuk tidak segan-segan menyampaikan inspirasi kepada pemerintah dengan datang langsung ke kantor Wali Kota Gunungsitoli.
Hal itu disampaikan oleh Lakhömizaro Minggu (24/4/2016), di kediamannya saat memberikan sambutan dalam rangkaian penyambutan masyarakat dan ucapan syukur atas pelantikan terhadap mereka yang telah berlangsung Jumat (22/4/2016) di Kemendagri, Jakarta.
“Untuk penempatan pegawai akan segera dilakukan lelang jabatan agar tidak dikatakan balas jasa atau balas dendam. Prinsip melayani dan bukan dilayani akan dikedepankan melalui blusukan di desa-desa,” janji Lakhömizaro.
Ia berjanji bahwa pemerintahan yang dipimpinnya harus orang-orang yang kompeten dan tepat di bidang masing-masing sehingga pelayanan kepada masyarakat tidak terbengkelai dan dipastikan harus dilaksanakan dengan baik.
Terkait masukan atau inspirasi dari masyarakat, Lakhömizaro yang dikenal dengan panggilan Ama Martha tersebut mempersilakan masyarakat untuk datang langsung ke kantor Wali Kota Gunungsitoli.
“Kami sampaikan kepada masyarakat, kalau bertamu di kantor mesti pada jam kerja. Kami tidak bisa melanggar aturan protokoler. Untuk menghindari jarak dengan masyarakat, kami buka kantor setiap hari Sabtu mulai pukul 10.00 di rumah Aspirasi Rakyat di Jl Diponegoro atau kantor DPC PDI Perjuangan Kota Gunungsitoli. Di sana kami akan menampung aspirasi masyarakat Kota Gunungsitoli,” kata Lakhömizaro yang disambut dengan riuh tepuk tangan.
Penataan Kota
Dalam kesempatan itu, Lakhömizaro berulang-ulang menyampaikan bahwa politisasi telah usai. Saatnya bekerja untuk melayani masyarakat. Ia mengatakan bahwa dirinya langsung bekerja mulai Senin (25/4/2016).
“Pemerintahan Laso bukan pemerintahan balas dendam atau balas jasa. Dalam tempo dua tahun ke depan. Visi dan misi nyaman, damai, dan berdaya saing dapat dirasakan masyarakat. Karena itu, jika nantinya kami melakukan penataan kota. Jangan marah jika tidak kami izinkan berdagang di pinggir jalan. Akan dibuat relokasi. Jangan sampai ada pernyataan, makanya tadi kami pilih Laso agar kami bisa berjualan di sini,” kata Lakhömi sambil menebar senyum.
Penyambutan Meriah
Luapan kegembiraan masyarakat Kota Gunungsitoli menyambut kedatangan Laso mulai dari Bandara Binaka hingga di kediamannya di Desa Dahana, Kota Gunungsitoli, sangat semarak. Masyarakat terlihat antusias dengan berkonvoi menggunakan sepeda motor dan kendaraan lainnya menyambut pemimpin mereka. Ini sebagai cerminan harapan masyarakat agar Laso segera dapat merealisasikan visi dan misi mereka seperti yang dijanjikan saat kampanye.
Pengamatan Kabar Nias, Minggu (24/4/2016) sekitar pukul 11.30, warga, tokoh masyarakat, dan sejumlah pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Kota Gunungsitoli yang berjumlah sekitar 1.000 orang berkumpul di Bandara Binaka menyambut kedatangan Lakhömizaro dan Sowa’a yang siang itu mengenakan stelan batik. Saat tiba di Binaka, duta wisata Indonesia Kota Gunungsitoli, Debora Mendröfa, didaulat mengalungkan bunga dari daun muda kelapa kepada Lakhömizaro. Disusul dengan suguhan tarian penyambutan dari sanggar seni SMA Pembda 1 Gunungsitoli.
Tidak hanya itu, setibanya di Desa Hilimbawadesölö, Pasar Humene, Kecamatan Gunungsitoli Idanoi, di kediaman orangtua Sowa’a Laoli, masyarakat setempat menyambut dengan memukul alat musik tradisional Nias, seperti gönda, faritia, aramba, yang kemudian pemberian sekapur sirih yang dipimpin Ketua Lembaga Budaya Nias (LBN) Gunungsitoli Benyamin Harefa dan akhiri dengan maena bersama.
Setelah itu, penyambutan di posko pemenangan Sekretariat DPC PDI Perjuangan Jl Diponegoro No 344, Desa Sifalaete Tabaloho, dimeriahkan dengan atraksi pencak silat dan nasyid dari remaja Masjid Jami’i Saombö. Sementara di kediaman Lakhömizaro di Desa Dahana atau arah Kantor KPU Kota Gunungsitoli disambut dengan tarian famaola dari remaja putri dan pemuda. Acara baru selesai pukul 20.30 setelah ibadah syukuran yang dipimpin oleh Pdt Ucha Gea.
Jangan Ambil Hak Rakyat
Dalam renungan singkatnya, Pdt. Ucha mengingatkan semua pihak bahwa yang menjadi wali kota dan wakil wali kota hanya satu orang. Oleh karena itu, kata Ucha, setelah masyarakat selesai menopang menjadikan pimpinan, kini mereka berdua harus menopang rakyat.
Euforia kemenangan harus segera diakhiri dan dibuktikan dengan pelaksanaan janji politik yang tertuang dalam visi dan misi. Para pendukung diminta jangan memberikan beban kepada Laso agar mereka tidak masuk bui.
“Masa lalu bukan untuk dilupakan melainkan dikelola untuk menata masa depan. Jangan ambil hak rakyat untuk menutupi kerugian. Pimpinan harus berani berkomitmen berpihak kepada rakyat” ujar Ucha.
Pada akhir renungannya, Ucha berpesan agar wali kota dan wakilnya disiplin dan mengedepankan takut akan Tuhan. “Berbuatlah untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” [knc02w]