Home Pilkada 2015 Opini Resolusi Pasca-Pilkada

Resolusi Pasca-Pilkada

0
Resolusi Pasca-Pilkada

Oleh Abineri Gulö

Pengantar

Setiap orang memiliki mimpi atau setidanya pernah bermimpi akan masa depan yang lebih baik. Momentum menata mimpi dan harapan baik biasanya dilakukan pada transisi pergantian tahun lama ke tahun baru.

Joel Osteen adalah seorang penulis besar Amerika dan guru spiritual banyak orang. Salah satu buku larisnya adalah Its Your Time. Setidaknya sudah tiga kali menuntaskan halaman per halaman dari buku ini. Di tengah eforia sukaria Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 bercampur musim Pilkada serentak, dan belum sempat membeli buku baru, saya memutuskan membaca ulang buku ini. Berharap mendapatkan “horison baru” dalam menembus misteri 2016.

Dari aspek timing tulisan ini terasa kehilangan momentum, tetapi dari aspek substansi pembelajaran rasanya gagasan untuk berbagi, bukan selamanya diukur dengan momentum musim agenda tahunan masyarakat dunia. Konteks berbagi pemikiran dan pesan seyogianya tidak boleh terikat pada pakem-pakem konvensional. Walaupun harus diakui tulisan ini telah dimulai pada peralihan tahun 2015 ke tahun 2016, tetapi karena pressure menghadapi tugas-tugas rutin, barulah dapat menyelesaikannya setelah sebagian besar tahapan Pilkada berakhir.

Sebagai pribadi maupun kelompok, dibutuhkan 3 (tiga) pertumbuhan secara paralel dalam menghadapi tahun 2016 sbb:

Pertama, pertumbuhan karakter. Elemen ini meliputi pembiasaan dan hal hal yang dibiasakan. Keinginan menjadi pribadi yang disiplin, jujur, baik, adil, misalnya. Melatih diri secara konsisten dan sungguh-sungguh dengan sifat ini berkembang menjadi kebiasaan dan terakhir menjadi ciri khas dan karakter kita.

Bisa dibayangkan kalau sifat-sifat ini menjadi kebiasaan mayoritas bangsa kita. Tentu semakin sedikit yang datang terlambat pada pertemuan rapat maupun ke tempat kerja. Semakin berkurang oknum penyelenggara negara yang bermain-main dengan korupsi. Kita tidak lagi menemukan sikap premanisme karena terbiasa berbuat baik dan ramah dan terakhir kita tidak perlu ketakutan soal penguasaan kekayaan karena umumnya telah terbangun kesadaran untuk berlaku adil dan prihatin bagi mereka yang lemah.

Mengalami  pertumbuhan karakter sama artinya kita sedang berkontribusi dalam mengubah dunia.  Kapan dunia berubah? Ketika seseorang (pribadi) berubah. Kapan seseorang berubah, pada saat karakternya berubah! Mulailah berdisplin, jujur, baik dan adil, maka duniaku, duniamu dan dunia kita pun berkarakter.

Kedua, pertumbuhan kompetensi. Setiap orang memiliki hobi atau kegemaran. Kegemaran ini meliputi kesukaan terhadap hal-hal tertentu. Selain suka juga didukung dengan bakat-bakat alami untuk hal tertentu. Sebagai contoh, ada yang hobi bermain gitar didukung oleh jari yang panjang dan lincah. Bermain bola voli didukung dengan tinggi badan dan kemampuan loncat yang memadai. Atau kesukaan menulis didukung dengan kehausan membaca berbagai referensi.

Hal-hal ini setiap pribadi bertanggun jawab menaikkan level kompetensinya dengan mengikuti pelatihan, menambah jadwal latih, menemukan komunitas yang mendukung pertumbuhan kompetensi bidang yang digeluti. Tahun lalu sebagai penyelenggara pemilu saya memutuskan untuk menulis tema-tema seputaran Pilkada sebagai sebuah catatan pribadi.

Baca juga:  Rasa Peduli Kabupaten Nias Barat Mulai Tumbuh

Saya beruntung diberi tempat belajar oleh beberapa pimpinan redaksi baik media online maupun surat kabar harian untuk menyalurkan gagasan-gagasan saya dalam bentuk tulisan. Saya merasa mengalami pertumbuhan  kompetensi dalam hal menulis, walaupun tak terhitung entah berapa kali tulisan saya di-“cincang” oleh para mentor tulis yang lebih berpengalaman.  Bentuk pertumbuhan kompetensi mesti diputuskan dan diformulasikan pada awal tahun ini. Apakah Anda sebagai karyawan, guru, sales, ASN, seniman, siswa, pilot, kapten kapal. Dunia menantikan pertumbuhan kompetensimu, kompetensimu bertumbuh, maka duniamu, duniaku, dunia kita menjadi lebih kompeten.

Ketiga, pertumbuhan komitmen. Segmen ini yang paling sulit, orang boleh berlaku seolah-olah berkarakter atau bahkan memiliki kompetensi yang jitu. Ikhwal komitmen tentu berbeda sendiri.

Komitmen adalah keselarasan pikir, kata dengan perbuatan. Ujian tersulit pada setiap orang adalah komitmen. Kerelaan “membayar harga” terhadap sesuatu yang menjadi prinsip sekalipun dibenci, disingkirkan, diabaikan, ditinggalkan, tanpa tepuk tangan, dicaci maki.

Jika sesorang berkomitmen dia akan bergeming dan tidak mengubah prinsip. Dunia sedang mencari orang yang berkomitmen terhadap sesuatu yang menjadi prinsip, ideologi, dan garis perjuangan. Setidap individu perlu menemukan komitmen yang perlu dibarui. Apakah komitmen untuk mencintai pasangan, lebih memperhatikan anak-anak, atau komitmen akan kualitas kerja kita.

Lebih relevan lagi dengan pilihan politik dalam musim Pilkada. Bagi pendukung yang belum beruntung jagoannya belum terpilih, janganlah menyesal dan cepat-cepat ingkar komitmen. Jadilah kawan yang setia pada calon yang Anda dukung sekalipun ‘kalah’.

Komitmen mesti diuji dengan situasi pelik, dan pada saatnya orang yang berkomitmen mendapat hadiah kesetiakawanannya. Ya, tunjukkanlah sikap sebagai pribadi yang berkomitmen dengan tetap menjadi sahabat bagi calon kepala daerah yang belum beruntung. Tanpa harus memutus konektivitas dengan energi positif para pemenang. Ayo saat yang tepat temukan pada bagian mana dan komitmen apa yang perlu untuk dibarui. Dunia menanti komitmen hangat kita. Tatkala komitmen bertumbuh kuat, maka ketahuilah duniamu, duniaku, dunia kita akan lebih berkomitmen.

Ketiga pertumbuhan tersebut di atas menumbuhkan optimisme personal maupun secara kolektif sebagai bangsa, dalam hal menghadapi tantangan tahun 2016 yang multidiensional. Terlebih pergumulan besar dalam mewujudkan janji-janji kampanye para kepala daerah terpilih. It’s Your time: inilah waktu terbaik Anda mewujudkan mimpi-mimpi pembangunan bagi kesejahteraan rakyat.

Dengan modal karakter, kompetensi dan komitmen yang tinggi Anda pasti bisa. Sementara bagi kandidat yang belum terpilih, bisa jadi periode ini menjadi sesi keheningan dalam mengandung dan mengerami benih pertumbunan yang dibutuhkan dalam menyongsong tanggung jawab besar pada masa yang akan datang.

Oleh karena itu, dengan modal pertumbuhan 3K tersebut disertai dengan doa dan harapan pada pemeliharaan Tuhan Maha Pengasih, siapa pun kita semuanya akan dimampukan menjalani tahun 2016 sebagai tahun Pertumbuhan dalam segala hal.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.