Home Artikel Boleh Melihat Belakang Tapi Bukan Untuk Kembali

Boleh Melihat Belakang Tapi Bukan Untuk Kembali

0
Boleh Melihat Belakang Tapi Bukan Untuk Kembali
Launching Buku AAG yang berjudul "Apa Kabar Nias Barat" yang berlanngsung di Museum Pusaka Nias Kota Gunungsitoli

Oleh : Adrianus Aroziduhu Gulo

==========

Pada acara peluncuran buku saya “Apa Kabar Nias Barat” tanggal 8 Juni 2023, tidak hanya mendiskusikan isi buku, melainkan banyak hal muncul berhubungan dengan dinas saat menjabat, pertemanan bahkan ada yang sifatnya pribadi, sehingga suasana sangat familier dan tidak terasa  sudah pukul 14.00 masih ada teman yang cerita satu dengan yang lain. Sepertinya waktu sangat singkat. Hal ini dapat dipahami,  bisa jadi antar teman ada yang tidak bertemu selama beberapa bulan, sehingga ingin cerita lebih lama melepas rasa kangen.

Dalam ruang  diskusi seorang peserta  menyatakan : “ Bahwa  buku AAG  membolehkan kita melihat ke belakang  (masa lalu) tapi bukan untuk kembali.  Bagaimana hal negatif seperti menuduh Aaroohe mengembalikan uang ke  kas negara (pusat), melemparkan penyebab defisit kepada pemerintah sebelumnya, mengesampingkan beberapa peraturan untuk menutupi kekurangan, sikap tidak mau tahu para tokoh dan lain-lain tidak  terluang lagi. Melihat belakang  tidak dimaknai untuk mengawetkan hal yang tidak menyenangkan, melainkan peristiwa yang tidak menyenangkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi, refleksi, diskusi untuk menata masa depan Nias Barat.

Saat diskusi ringan bapak Hermit Hia Wakil Bupati periode 2011-2016 dengan berkelakar menyatakan : Apa yang saya sampaikan ini terserah masuk evaluasi atau refleksi. Akan tetapi salah satu konsekuensi slogan tulus berbakti adalah tidak menuntut banyak. Seingat saya  tahun 2013  pernah mengusulkan kepada Bupati yaitu : (1) Jika ke luar daerah uang harian, sewa kendaran dan uang representasi dinaikkan dua kali lipat, sebab saat ke Kementerian perlu sekali-sekali esolon II/III tertentu diajak ngopi/makan bersama,  (2) Pengadaan kendaraan operasional   karena kendaraan jabatan yang dipakai saat ini, sulit lewat daerah pendakian dan berlumpur,  (3) Menaikkan biaya  rumah tangga, sebab harga bahan pokok pada naik dan tamu semakin bertambah, (4) dan lain-lain.

Lalu apa tanggapan Bupati? Jawabnya singkat : “Pak Wabup kita lihat tahun depan, sekarang lebih baik mencari solusi bagaimana penyerapan APBD agar tidak terlalu besar silpa”.Tahun 2014 saya usulkan lagi hal di atas, tanggapan pak Bupati sama dengan tahun 2013, akan tetapi tahun 2015 saya tidak usulkan lagi, agar tidak dipolitisir karena tahun politik yaitu Pilkada. Sampai habis masa jabatan kami uang harian  sebagai berikut : Uang makan Rp. 630.000, sewa kendaraan Rp 500.000, representasi Rp 250.000 =  Jumlah Rp 1.380.000, tidak naik  termasuk biaya rumah (Rp 7.500.000 tiap bulan) dan kendaraan operasional tidak ada pengadaan.

Sedangkan saat Fakhe (Faduhusi Daely-Khenoki Waruwu) biaya rumah tangga (puluhan juta rupiah) dan uang harian mereka naikkan  sebagai berikut : Uang makan Rp 2.000.000/2.500.000 (tahun 2017 naik lagi), sewa kendaraan Rp 1.000.000, uang representasi Rp 1.000.000 = jumlaah Rp 4.000.000/4.500.000. Selain itu awal pemerintahan Fakhe pengadaan mobil operasional terlaksana dengan lancar.  Walauapun demikian saya  tidak menyesal dan menyalahkan  bapak Bupati, itulah dampak slogan “tulus berbakti”. Yang patut disesalkan adalah : Mengapa Aaroohe dituduh penyebab defisit APBD tahun 2016?, tandas pak Hia.

Baca juga:  Kata Baru, Kamus, dan Media Massa

Saat modertor memberi kesempatan kepada saya menjawab beberapa tanggapan dari peserta terutama tanggapan bapak Hermit Hia. Saya jawab secara lugas sebagai berikut : (1) Itulah kekurangan saya tidak pandai memanfaatkan situasi,terlau kaku pada slogan tulus berbakti. Padahal yang disarankan  bapak Hermit Hia adalah Hak normatif Bupati-Wakli Bupati dan tidak menyalahi aturan, (2)  Saya tidak suka hufa-hufa, hofi-hofi dan pesta-pesta, sementara sebagian masyarajat Nias Barat butuh, (3) Bisa jadi saya ini sok hebat, sok alim, sok tidak butuh uang, sok memikirkan kemajuan Nias Barat, sok merasa senasib dengan rakyat  miskin  dengan berkhayal “ mengapa bersenang-senang  dan berpesta pora  di atas kemiskinan”? Padahal msyarakat Nias Barat tidak tertarik dengan rasa sok-sok saya itu, (4) Rasa sok memiliki, inilah yang membuat  saya  lupa bahwa mobil jabatan saya adalah “mobil bekas” pengadaan tahun 2009 dan sudah dua pejabat Bupati Nias Barat memakainya. Mungkin di Indonesia atau sekurang-kurangnya di kepulauan Nias, Bupati Nias Barat  AAG , tidak pernah memakai mobil dinas/jabatan  baru. Demekian juga ketua Tim Penggerak PKK memakai mobil bekas, namun saya tidak pernah menyesal, (5) Ketika Aaroohe berjuang pada Pilkada tahun 2011 semua biaya ditanggung oleh bapak Fona Marundruri.  Sampai selesai masa jabatan kami beliau tidak pernah meminta uangnya dikembalikan, juga, tidak pernah minta proyek dan familinya duduk pada jabatan strategis. Malah beliau  selalu mengingatkan pada komitmen tulus berbakti. Inilah yang menyemangati dan memperkuat  tanggungjawab moral saya dalam menggunakan anggaran APBD, walaupun itu kepentingan dinas, dan lai-lain.

Kata bijak : “Hal-hal  besar tidak pernah datang dari zona nyaman”. Bisa jadi peluncuran buku saya ada orang  maupun kelompok terusik. Akan tetapi seandainya tidak ada acara peluncuran buku saya,  bisa jadi apa yang pernah disarankan oleh pak Hermit Hia dan tanggapan saya atas saran tersebut, tidak pernah diketahui oleh publik. Padahal itu penting untuk meningkatkan kinerja kami.Sekarang sudah terbuka, silahkan pembaca menilai dari sudut slogan tulus berbakti dan etika birokrasi. Akhirnya marilah melihat belakang dankeluar dari zona nyaman, agar hal-hal besar bisa datang.

 

==========

Penulis adalah merupakan Pemerhati Sosial

==========

kabarnias.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan aslinya, belum pernah dimuat ke media lain. Tulisan disertai dengan lampiran identitas seperti KTP/SIM, foto (minimal 700 px dalam format JPEG/posisi lanskap), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan). Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan anda ke email : kabarniascom@gmail.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.