Home Budaya Menjaga Tradisi Tutur Cerita-cerita Rakyat Nias

Menjaga Tradisi Tutur Cerita-cerita Rakyat Nias

0
Menjaga Tradisi Tutur Cerita-cerita Rakyat Nias
Illustrasi Kakek bercerita pada cucunya --- Gambar olrh © Kevin Dodge/Corbis

Sampai sekarang ini, saya tak pernah melupakan beberapa cerita rakyat Nias yang sering diceritakan orangtua saat saya masih kecil dulu. Beberapa kisah cerita rakyat Nias yang masih saya ingat, misalnya tentang “Latitia Sorömi” dan “Göndru Sawai Ana’a” yang berkisah tentang dua anak laki-laki yang mempunyai kekuatan luar biasa. Namun, keduanya saling berkelahi satu sama lain. Demi pengakuan bahwa satu di antara keduanya adalah pemuda terkuat di seluruh Pulau Nias. Pada saat kedua pemuda ini sedang berkelahi terjadilah sebuah keajaiban. Sehingga kedua pemuda gagah perkasa tersebut bukanya bermusuhan, tapi menjadi sahabat.

Selain itu saya masih ingat cerita tentang sebuah patung yang dapat berbicara di Kecamatan Mandrehe. Patung tersebut terletak di pertigaan jalan, sehingga pada saat itu ketika para tentara Belanda menanyakan kepada patung tersebut, ke mana para pemberontak berlari. Ia akan menjawab ke arah kiri jalan, meskipun sebenarnya para pemberontak melarikan diri ke arah kanan jalan.

Pudarnya Tradisi Tutur

Secara perlahan tetapi pasti cerita-cerita rakyat Nias yang diceritakan turun-temurun mulai hilang ditelan zaman. Kebanyakan anak-anak Nias, khususnya di lingkungan Kota Gunungsitoli yang kelahiran tahun 2000-an, hampir tidak mengetahui cerita-cerita rakyat Nias.

Sebelum adanya perubahan Kurikulum 2013, cerita-cerita rakyat Nias masih bisa ditemui 1-2 buah dalam buku muatan lokal bahasa daerah Nias karangan Yas. Harefa. Semenjak perubahan kurikulum tersebut, cerita-cerita rakyat Nias hampir tidak ditemui. Walaupun bisa ditemui, hanya pada perlombaan tertentu dan tentunya yang mengetahui cerita-cerita rakyat Nias hanya segelintir anak-anak.

Mengapa kebanyakan anak-anak Nias sekarang kurang mengetahui cerita-cerita rakyat Nias? Beberapa faktor berdasarkan hasil wawancara saya kepada beberapa orangtua yang mempunyai anak berkisar 6-10 tahun adalah, pertama, masih kurangnya kesadaran para orangtua untuk menceritakan cerita-cerita rakyat Nias kepada anak-anaknya. Beberapa orangtua berpendapat bahwa untuk apa menceritakan cerita-cerita seperti itu, tidak ada keuntungannya.

Kedua, beberapa orangtua yang memiliki anak tidak mengetahui tentang cerita-cerita rakyat tersebut. Meskipun sebenarnya para orangtua dapat membeli buku-buku tentang cerita rakyat Nias seperti karangan Alm. Viktor Zebua. Walaupun demikian, para orangtua masih belum memiliki kesadaran tinggi membelikan buku-buku semacam itu kepada anak-anaknya.

Manfaat penuturan cerita-cerita rakyat

Baca juga:  Panwaslih Nias Selatan Diminta Usut Dugaan Kampanye Terselubung

Cerita rakyat merupakan sebuah hikayat-hikayat warisan bangsa, yang di ungkapan dari generasi ke generasi tanpa disandarkan kepada pendirinya ((Taslim, Noriah. 2007. Pantun Sebagai Puisi Bunyi: Dinamika Kelisanan dan Penciptaan Pantun. Malaysia: USM)). Yang tentunya setiap generasi bangsa pada saat ini, harus mengetahui warisan-warisan budaya, termasuk di dalamnya cerita-cerita rakyat Nias yang seharusnya diketahui oleh anak-anak Nias pada zaman sekarang. Secara tidak langsung dengan anak-anak Nias mengetahui cerita-cerita rakyat kampung sendiri.

Karena itu, pemikiran si anak akan terbuka bahwa selama ini cerita rakyat yang ia sering tonton di layar TV bukan hanya yang sering ia tonton di televisi, seperti Jaka Tarub, Keong Emas,  Bawang Putih dan Bawang Merah.

Selain itu, ada manfaat para orangtua menceritakan cerita rakyat kepada anak-anaknya. Menurut psikolog, masa kanak-kanak adalah masa yang penuh dengan imajinasi dibandingkan dengan orang dewasa.

Untuk itu, ketika seorang anak diceritakan sebuah kisah, akan menghidupkan imajinasi anak tersebut, seolah-olah ia berada dalam cerita tersebut ((Suyadi. 2010. Permainan Edukatif Yang Mencerdaskan. Yogyakarta: Diva Press)).

Mengingat besarnya manfaat inilah seharusnya orangtua di Pulau Nias mulai berusaha menceritakan kepada anak-anak mereka tentang cerita-cerita rakyat. Biasanya, anak-anak mendapatkan cita-citanya melalui imajinasi sejak kecil. Manfaat ini telah terbukti bagi seorang penulis best seller, Joanne Kathleen Rowling, atau lebih terkenal dengan nama J.K. Rowling, penulis serial Harry Potter yang karya-karya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. J.K. Rowling, salah satunya, bisa menjadi penulis terkenal karena daya imajinasinya sejak kecil dan kemudian ia tuangkan dalam bentuk tulisan.

Cerita rakyat berguna untuk dijadikan sarana komunikasi, pengembangan pengetahuan, dan pembentukan perilaku anak. Melalui cerita-cerita rakyat, misalnya, tentang Latitia Sorὅmi dan Gὅndru Sawai Ana’a menceritakan tentang makna persahabatan.

Selain itu, manfaat yang didapat dari cerita-cerita rakyat Nias adalah tentang kejujuran, kesetiakawanan, kecerdasan, dan ketabahan seseorang. Karena itu, semestinya para orangtua yang memiliki anak seharusnya menceritakan cerita-cerita rakyat Nias kepada anak-anaknya. Selain peran keaktifan orangtua, seharusnya dinas terkait perlu memfasilitasi orangtua mendapatkan buku-buku cerita rakyat Nias. Harapan kita, pada 10-20 ke depan kebudayaan Pulau Nias, cerita-cerita rakyat Nias tidak akan punah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.