Oleh Mayjen TNI (Purn) Drs Christian Zebua, MM[1]
Nilai-nilai dari tradisi leluhur kita, yakni falulu, gotong royong, hidup bersama, saling bantu, sudah hidup sejak ratusan tahun yang lalu. Tradisi ini adalah sebuah vitamin dan penyemangat bagi kita orang Nias di mana pun kita berada. Tak mengherankan jika sejumlah ungkapan khas ono niha kita warisi dari leluhur secara turun-temurun hingga sekarang. Saya kutip sebuah peribahasa kita yang sangat populer.
Aoha noro nilului wahea,
aoha noro nilului waoso.
Alisi tafadaya-daya,
hulu tafaewolo-wolo.
Segala beban berat akan terasa ringan jika diangkat bersama-sama. Agar beban yang berat terasa ringan ada syarat yang perlu kita miliki: yakni saling menjaga kesetimbangan, bahu dan punggung kita harus sejajar. Saat mengangkat beban berat, kita semua dalam keadaan siaga penuh, fokus. Bayangkan jika kita tidak fokus, beban itu bisa jatuh. Kita perlu dalam satu komando. Ada aba-aba yang perlu kita sepakati dan kita jalankan bersama. Hitungan satu… dua… dan tiga… saat itu pula kita bisa menyelesaikan sebuah masalah. Kita melewati rintangan yang ada. Karena kita bersatu.
Semangat persatuan itulah menjadi keunikan kita ono niha. Tentu kita masih ingat peribahasa ini:
Na hasara dödö, na hasara li
Ta’olikhe gawöni, ta’olae guli nasi
Peribahasa ini mungkin terdengar berlebihan. Batang kayu besar, jika kita bersatu, kita bisa jadikan seperti lidi. Artinya, jika dikerjakan sendiri, mungkin mustahil. Namun, ceritanya akan berbeda jika itu kita kerjakan secara bersama-sama.
Sebagai putra Nias, saya pribadi sangat meyakini, perjuangan kita untuk membentuk Provinsi Kepulauan Nias adalah sebuah keniscayaan. Dari berbagai tahapan sosialisasi yang diadakan oleh pengurus BPP-PKN, kami melihat bahwa masyarakat Nias memang sangat mengharapkan daerah kita bisa sejajar dengan daerah lain. Tak ada satu pun warga Nias yang tidak ingin kondisi infrastruktur jalan dan jembatan di Pulau Nias dibenahi. Kita semua menginginkan fasilitas pendidikan, rumah sakit, dan berbagai kebutuhan yang lain bisa lengkap di daerah kita.
Kita semua ingin anak-cucu kita bisa bersekolah ke perguruan tinggi negeri yang baik tanpa harus ke luar daerah. Kita ingin agar saat butuh penanganan medis tidak perlu harus ke luar daerah bahkan ke luar negeri. Kita ingin potensi laut kita, yang sangat luas itu, bisa kita kelola sendiri. Kita ingin agar laut kita terbebas dari praktik-praktik pencurian oleh nelayan asing atau nelayan daerah lain.
Artinya, kita butuh perguruan tinggi negeri yang berkualitas. Kita membutuhkan rumah sakit yang lengkap dan bermutu. Kita membutuhkan peralatan kapal tangkap ikan yang besar. Kita membutuhkan tenaga pengamanan yang besar dengan jumlah personel dan peralatan yang memadai untuk mengusir para pencuri kekayaan laut kita. Bagaimana kita bisa mendapatkan semua itu? Salah satu jawabannya adalah dengan kita menjadi sebuah daerah otonomi baru, yaitu Provinsi Kepulauan Nias.
Dengan menjadi provinsi, rentang kendali pemerintahan bisa kita perpendek. Program pusat tidak lagi perlu mampir di Medan untuk tiba di Pulau Nias. Pemerintah pusat langsung bisa koordinasi dengan pemerintah daerah di Pulau Nias untuk mengeksekusi berbagai program untuk kesejahteraan masyarakat.
Lewat berbagai sosialisasi yang dilakukan BPP-PKN, kami selalu sampaikan, bahwa perjuangan pembentukan Provinsi Kepulauan Nias harus menjadi agenda bersama kita. Agenda bersama seluruh masyarakat Nias di mana pun. Ini sangat penting untuk meyakinkan Presiden Joko Widodo dan jajarannya di pemerintah pusat bahwa seluruh masyarakat Nias menghendaki daerah otonomi baru. Ini bukan semata-mata untuk kepentingan para elite yang ingin berkuasa atau mencari posisi dalam pemerintahan. Kita perlu tunjukkan bahwa anggapan itu salah. Kita mau tunjukkan bahwa ini benar-benar lahir dari bawah. Dengan begitu, penundaan pengesahan terhadap Provinsi Kepulauan Nias, yang seyogianya sudah diketuk palu pada 2014, segera bisa diakhiri.
Itulah pekerjaan kita bersama saat ini. Meyakinkan pemerintah pusat bahwa Kepulauan Nias siap untuk menjadi provinsi. Selain melakukan sosialisasi dan konsolidasi internal kita, BPP-PKN juga mendapatkan suntikan semangat dari para diaspora Nias, dari berbagai latar belakang keahlian, menyumbang pemikiran dan tenaga secara sukarela dalam bentuk pembuatan draf cetak biru (blue print) pembangunan Kepulauan Nias 30 tahun ke depan (2018-2048). Saya secara pribadi sangat berterima kasih kepada para intelektual Nias yang terkumpul dalam wadah diaspora Nias yang telah bersedia membantu BPP-PKN.
Draf cetak biru yang sedang disusun ini, selain sebagai sumbangsih diaspora Nias buat daerah kita, juga menjadi alat tawar kita kepada pemerintah pusat bahwa Kepulauan Nias tidak bertujuan meminta dikasihani agar lepas dari keterpurukan sebagai daerah terluar, terisolasi, dan tertinggal (3T). Akan tetapi, lewat cetak biru tersebut, pemerintah pusat kita yakinkan bahwa ketika Nias menjadi provinsi, cetak biru ini menjadi peta jalan atau arah pembangunan di Kepulauan Nias. Kita dengan mantap bisa mengatakan, “Kami siap menatap dan menata masa depan Kepulauan Nias ke arah yang lebih baik”.
Saya secara pribadi perlu juga menyampaikan apresiasi yang besar kepada seluruh masyarakat Nias di sejumlah daerah, terutama di Pulau Jawa, yang begitu antusias serta terus bersemangat untuk mendukung perjuangan Provinsi Kepulauan Nias. Saya sungguh terharu dan sekali lagi, saya sangat menaruh hormat serta rasa bangga yang susah diuraikan dengan kata-kata atas semua dukungan yang diberikan. Ini sebuah fenomena baru di mana ekspresi positif yang sama terpancar dari dalam lubuk hati yang paling dalam nan tulus untuk sama-sama ingin berbuat bagi daerah kita.
Peran Anak Muda
Tak dimungkiri, masa depan Nias ada di tangan para anak muda. Saya selalu pesankan, untuk menjadi calon pemimpin di Nias, mulai sekarang anak muda Nias bersiap. Belajarlah banyak hal selagi masih muda dan selagi tersedia banyak kesempatan. Adik-adik mahasiswa yang sedang menunaikan studi di mana pun di jurusan apa pun, ayo belajarlah dengan sungguh-sungguh. Raih ilmu setinggi-tingginya yang Anda mungkin bisa raih. Tiga hal yang menjadi modal utama kita dalam mencapai keberhasilan, yaitu takut akan Tuhan, kerja keras, dan disiplin.
Jika kelak Provinsi Kepulauan Nias terbentuk, para anak muda inilah yang akan diprioritaskan untuk menjadi pemimpin. Karena itu, segeralah bersiap untuk bisa memenuhi syarat sebagai calon pemimpin. Jika Anda belajar manajemen, ekonomi, belajarlah dengan sungguh-sungguh. Kuasai sedetail mungkin. Jika Anda belajar soal Ilmu Komunikasi kuasai ilmu itu sampai tuntas. Begitu juga dengan bidang-bidang lain. Kepulauan Nias membutuhkan SDM-SDM yang andal dan kreatif.
Satu hal lagi, mari jangan alergi untuk masuk dalam sistem. Jangan alergi dengan politik. Belajarlah untuk masuk dalam dunia politik. Cari panutan politisi dan pemimpin yang baik yang pernah ada sehingga kelak akan mewarnai sepak terjang Anda tatkala benar-benar menjadi pemimpin. Salah satu cara untuk bisa berbuat lebih nyata adalah masuk dalam sistem. Menjadi pelaku, bukan hanya pengamat. Saya setuju dengan cara berpikir sebagian orang yang mengatakan bahwa jika orang-orang baik dengan motivasi baik tidak mau masuk dalam sistem, jangan kaget dunia politik kita akan diisi oleh orang-orang jahat dan tentu dengan agenda jahat pula. Kita tak mau seperti itu. Kita ingin daerah kita dan bangsa kita ini bisa terhindar dari tangan-tangan orang jahat. Jadi, hak kita untuk dipilih dan memilih sebaiknya kita gunakan sebaik-sebaiknya. Sekarang tak ada lagi istilah melarang atau memasung hak politik orang. Justru sebaliknya, kita dorong untuk maju dan melakukan sesuatu yang bermanfaat buat kepulauan Nias.
Berbagai Saluran
Kembali pada perjuangan bersama kita. Pada momentum tahun politik ini yang kita tahu bersama segala kemungkinan bisa terjadi. Kami pengurus BPP-PKN terus bekerja untuk menyiapkan berbagai hal yang diperlukan. Upaya-upaya pendekatan di tingkat nasional lewat berbagai saluran kami terus lakukan. Seperti kita tahu bersama bahwa kita sudah tergabung dalam Forum Koordinasi Nasional Calon Daerah Otonomi Baru (Forkonas CDOB). Pendekatan-pendekatan lain yang tentu masih dalam koridor smart-power terus kita lakukan.
Penggalangan opini di berbagai media, baik media massa maupun media sosial, perlu terus kita lakukan, bahwa Kepulauan Nias memiliki potensi, terutama perikanan dan pariwisata; bahwa Pulau Nias adalah daerah 3T, perlu diberi perhatian khusus oleh pemerintah pusat; bahwa karena Kepulauan Nias berada di daerah terluar atau terisolasi, berbatasan dengan negara lain, perlu dijaga agar ketahanan nasional tidak terganggu oleh ancaman dari negara luar; bahwa karena Kepulauan Nias jauh dari pusat pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, rentang kendali ini harus diperpendek, sehingga Nias pantas dan siap menjadi provinsi. Ini perlu terus kita lakukan. Teman-teman anak muda/mahasiswa dan para jurnalis mari kita manfaatkan media sosial dan media massa untuk menyebarkan hal-hal yang positif tentang Nias. Suarakan bahwa provinsi adalah jawaban dan solusi untuk mengentaskan Kepulauan Nias dari ketertinggalan.
Lalu apa strategi pembangunan yang perlu kita jalankan setelah Nias jadi provinsi? Lewat cetak biru akan menjadi mudah bagi siapa pun yang menjalankan pemerintahan kelak. Semua sudah ditata sedemikian rupa sehingga visi masyarakat Kepulaun Nias sejahtera, maju, mandiri bisa tercapai. Satu hal yang perlu diingat, pembangunan di Kepulauan Nias mesti sejalan dengan program pembangunan nasional serta menitikberatkan pada keunggulan daerah kita, utamanya pada pariwisata dan perikanan.
Kita tidak boleh lupa bahwa pembangunan sumber daya manusia menjadi sangat penting. Untuk bisa bersaing dengan daerah lain atau negara lain, SDM Kepulauan Nias harus dipersiapkan dari berbagai bidang. Pelaksanaan pemerintahan juga harus kita pastikan dijalankan bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta pemerataan pembangunan yang berkeadilan.
Akhir kata, kepada semua masyarakat Nias di mana pun berada, saya sampaikan salam hormat sembari berdoa agar kita semua terus diberi kekuatan dan kesehatan yang prima oleh Tuhan sehingga kita bisa berbuat yang terbaik buat daerah kita. Semoga kita semua dalam lindungan Tuhan. Ya’ahowu.
Aoha noro nilului wahea!
[1] Ketua Umum Badan Persiapan Pembentukan Provinsi Kepulauan Nias (BPP-PKN); Mantan Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Papua; Tulisan ini disampaikan pada Seminar Nasional dan Pergelaran Budaya yang diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Nias (IKN) Yogyakarta, dengan tema: “Strategi Pembangunan Paca-Kepulauan Nias Menjadi Provinsi”.