Oleh : Apolonius Lase
Editor, Pegiat Media, Tinggal di Jakarta
==========
Hari Rabu, 8 Juni 2023, ini buku kumpulan artikel karya Adrianus Aroziduhu Gulö berjudul “Apa Kabar Nias Barat” diluncurkan. AAG–demikian ia dikenal– mengundang saya hadir. Kebetulan, saya diminta menyelaraskan (mengedit) bahasa sekaligus menata letak (layout) bukunya itu.
Undangan ini adalah sebuah kehormatan bagi saya sehingga saya memutuskan untuk ambil cuti dan menghadiri peluncuran buku ke-4 karya AAG ini.
Rasanya penting bagi saya, lewat tulisan ini, memberi sedikit pandangan tulus, apa adanya, sebagai sahabat tentang AAG.
Jujur, AAG adalah seorang politisi yang, istilah saya, sudah paripurna. Ia bukan seperti politisi pada umumnya, yang terkadang bisa jadi malaikat, sebentar kemudian bisa jadi vampir pengisap darah.
Saya mengenal AAG ketika awal-awal berjuang mengikuti kontestasi pemilihan umum pada 2010 bersama wakil bupati Hermit Hia. Kala itu, saya mengikuti jalannya perjuangan beliau, dari awal hingga dia mendapatkan kepercayaan dari masyarakat Nias Barat.
Bahkan, sepak terjangnya dalam menakhodai daerah di paling barat Kepulauan Nias itu hingga 2015, saya bersama teman-teman mengawal lewat pemberitaan di media terkemuka di Pulau Nias ketika itu, NBC, Nias Bangkit.
Pertemanan kami juga berlanjut ketika saya dipercaya menyusun buku biografinya, “Adrianus Aroziduhu Gulö, Anak Desa yang Jadi Bupati”.
Mengapa saya sebut dia politisi paripurna? Ketika kalah dari lawan politiknya, dia tidak mencari celah agar bisa “menang”. Saat itu ia memilih tidak membawa hasil penghitungan suara Komisi Pemilihan Umum ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Kemudian saat dia diserang ketika kalah, ia tetap tegar dan menjawab semua tuduhan yang tidak benar itu dengan data. Ia tidak sekonyong-konyong memidanakan para “pemfitnah”-nya, meskipun sebenarnya hal itu bisa ia lakukan.
Lalu, saat mencoba peruntungan untuk ikut menjadi calon anggota legislatif Provinsi Sumatera Utara (2019), AAG tetap tak pernah menjadi pecundang. Meskipun ia gagal dalam kontestasi tersebut, ia tetap berdiri tegak. Sebab, ia politisi yang tak gegabah. Ia selalu memegang prinsip, ‘money politic no’, sekadar uang lelah enggak masalah.
Tetap Produktif
Dengan begitu, meskipun kalah, ia tidak stres karena harus membayar utang. Seperti yang dilakukan sebagian politisi yang nekat berutang. AAG santai saja menjalani hidup. Bahkan, justru ia semakin produktif dalam menulis.
Berbagai pandangannya, uneg-unegnya, kegelisahaannya ia tuliskan dalam untaian kalimat. Maka, lahirlah bukunya “Apa Kabar Nias Barat” ini.
Hebatnya, dua bukunya yang lain, kini sedang dalam proses pencetakan, akan segera juga ia luncurkan dalam tahun ini. Saya jugalah yang dipercaya beliau menyiapkannya hingga bisa layak cetak.
Saya tahu persis bahwa buku AAG ini tidak ia maksudkan untuk dijual komersial. Jika ada yang mau baca dan sekadar memberi ongkos cetak bagi dia itu sudah cukup. Akan tetapi, ada nilai yang mahal yang melebihi dari harga buku yang ia tulis. Integritas!
Suatu saat, dalam peluncuran buku biografinya di Nias Barat, AAG berjanji, “nantikan buku-buku saya selanjutnya.” Kini, tekad dan janji itu ia tunaikan. Ia menulis dan menulis. Buku demi buku pun ia persembahkan untuk generasi sekarang dan nanti.
Warisan
Jiwa patriotik AAG untuk memperjuangkan keadilan dan kebenaran serta masa depan Nias sudah tak diragukan.
Apa yang sudah ia lakukan selama menjadi Bupati Nias Barat semua ditulisnya secara telanjang, transparan apa adanya.
Semangatnya mendukung perjuangan pembentukan Provinsi Nias ia lakukan tanpa harus ia gembor-gemborkan.
Sudah sewajarnya, saya dan seluruh masyarakat Nias berterima kasih kepada Pak AAG atas teladan dan warisan yang tak lekang dimakan waktu. Terutama dalam menjadi politisi yang tidak munafik.
Warisan yang bapak sudah tuangkan dalam buku-buku Bapak biarlah menjadi masukan penyemangat bagi generasi ke generasi dalam memajukan pembangunan di Kepulauan Nias.
Mungkin AAG tidak seterkenal politisi lain. Namun, bagi saya, AAG adalah politisi hebat dari Kepulauan Nias yang mampu mengatasi berbagai rintangan dengan tenang dan kalem. Salam sehat pak AAG. Selamat juga buat khalayak yang membaca buku-buku Pak AAG.
==========
Penulis adalah merupakan Editor, pegiat media, tinggal di Jakarta
==========
kabarnias.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat ke media lain. Tulisan disertai dengan lampiran identitas seperti KTP/SIM, foto (minimal 700 px dalam format JPEG/posisi lanskap), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan). Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan anda ke email : kabarniascom@gmail.com