JAKARTA, KABAR NIAS — Pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) di Kabupaten Nias Selatan berlangsung sukses, jujur, dan aman. Semua pihak diminta untuk menerima apa pun hasil yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kekurangan-kekurangan yang terjadi, ke depan, hendaknya disempurnakan agar kualitas demokrasi di Nias Selatan semakin meningkat.
Hal ini disampaikan oleh tokoh masyarakat Ariston Manaö dan tokoh agama Pdt Alvius Wau dan Pdt Foluaha Bidaya yang dihubungi secara terpisah, Sabtu (12/12/2015) sore, lewat telepon seluler.
“Saya sebagai tokoh agama sekaligus Sekjen BKPN bersyukur kepada Tuhan atas pelaksanaan Pilkada 2015 yang berjalan dengan baik dan jujur. Tentu hasilnya tengah dinanti. Apa yang sudah menjadi kepetusan KPU nanti, maka siapa pun kita, dari pihak mana pun kita wajib menerimanya dengan rasa bersyukur kepada Tuhan,” ujar rohaniwan dan juga Sekretaris Jenderal Banua Keriso Protestan Nias (BKPN) mengapresiasi pelaksanaan Pilkada 2015 yang telah berjalan dengan lancar.
Menurut Alvius, setelah Pilkada 2015 ini sudah saatnya masyarakat Nias Selatan bersatu untuk menyambut pemimpin yang baru supaya Nias Selatan lebih bermartabat. Bahwa ada sejumlah kekurangan di sana-sini, semoga bisa diperbaiki ke depan.
“Pilkada yang aman dan jujur adalah suatu kebanggaan kami kali ini dibandingkan dengan pilkada atau pileg sebelumnya. Untuk itu kami dari tokoh agama mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak, terutama penyelenggara pemilu, KPUD, para panwaslih, dan tentunya pihak keamanan gabungan polisi dan TNI yang benar-benar menjaga ketat suara rakyat yang adalah suara Tuhan. Kami merindukan kepemimpinan di Nias Selatan itu adalah pilihan Tuhan, bukan hasil rekayasa politik.
Rohaniwan lainnya, Pdt Foluaha Bidaya mengakui bahwa pelaksanaan Pilkada 2015 berlangsung aman.
“Sejauh ini pelaksanaan Pilkada pada 9 Desember 2015 di Nias Selatan terpantau aman. Tidak kedengaran ada masalah yang menimbulkan keributan dan mengganggu stabilitas pelaksanaan pilkada ini,” ujarnya.
Hal ini, menurut Foluaha, salah satu pertanda bahwa masyarakat Nias Selatan sudah mampu menunjukkan kedewasaan dalam berpolitik.
“Kami berharap agar suasana kondusif ini terus dijaga sampai pleno KPU dilaksanakan,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Kepala Desa Bawömataluo Ariston Manaö. Menurut dia, secara keseluruhan memang pelaksanaan Pilkada di Nias Selatan secara kasat mata berlangsung aman dan tidak ada keributan yang signifikan. Hal itu kita berharap terjadi hingga akhir proses pilkada.
Akan tetapi, kata Ariston, bagaimanapun mesti juga evaluasi karena memang terdapat sedikit kasak-kusuk pada pelaksanaan pilkada ini. Sebab, menurut dia, masalah pencalonanan ini sangat sensitif. Tidak apa-apa bagi yang menang, tetapi bagi yang kalah ada saja celah untuk melakukan protes.
“Sebab, pada pelaksanaan hari-H ada juga temuan-temuan, seperti kartu suara kuranglah, lalu di mana sisanya itu. Salah satunya di TPS 4 Desa Bawömataluo, Kecamatan Fanayama. Lalu, juga KPPS yang ditempatkan itu kayaknya orang-orang politik juga kok, jadi bukan orang-orang independen. Hanya saja, kita ini mencoba menetralisasi situasi. Termasuk juga undangan C6 kepada pemilih. Kita tidak lagi memiliki kesempatan untuk membenahi untuk masyarakat yang tidak terundang itu,” kata Ariston.
Terkait masalah-masalah yang terjadi di TPS, kata Ariston, dirinya tidak mengetahui pernyebabnya ada di mana sebab dirinya sebagai aparat desa tidak dilibatkan. “Jadi, pelaksana pilkada ini sebaiknya berkoordinasi dengan kepala desa sehingga masyarakat bisa memperoleh hak-haknya. Harapan kita kan setiap pesta demokrasi ini bisa terlaksana dengan baik.
Ariston berharap kualitas pilkada di Nias Selatan semakin berkualitas, Ia mengharapkan suara masyarakat di TPS jangan lagi diubah di tingkat kecamatan. “Estafet dari desa ke kecamatan itu biaralah berjalan dengan baik. Nias Selatan harus memperbandingkan bagaimana pelaksanan pilkada dengan daerah lain yang sedikit masalah,” ujarnya. [knc01r]