Friday, March 29, 2024
BerandaPilkada 2015OpiniPilkada dan Peringatan HUT Ke-70 Republik Indonesia

Pilkada dan Peringatan HUT Ke-70 Republik Indonesia

NIASPIRASI

Illustrasi panjat pinang - Photo istimewa
Illustrasi panjat pinang – Photo istimewa

Refleksi

Salah satu daerah yang saya kunjungi terakhir ini tepatnya Kecamatan Hiliserangkai, Kabupaten Nias, Provinsi Sumatera Utara, dalam rangka tugas monitoring verifikasi dukungan perseorangan serta pencocokan dan penelitian daftar pemilih. Tanpa mengabaikan tugas pokok utama pada kunjungan tersebut, penulis menemu-saksikan kegembiraan warga melalui pertandingan olahraga mini soccer, bola voli, perlombaan tari maena Nias, dan beberapa jenis lomba yang lain dalam rangka perayaan HUT Ke-70 Kemerdekaan RI.

Sepintas, tergambar kegirangan yang tiada taranya, sorak sorai tepuk tangan suara pekikan dan teriakan yang menggambarkan para peserta lomba serta suporter larut dalam lomba itu.

Di beberapa daerah lain pada pemberitaan media diketahui berbagai lomba dilaksanakan dalam rangka memeriahkan perayaan bersejarah ini. Sebut saja di beberapa sekolah mengadakan lomba mendekor kelas, lomba gerak jalan, bahkan disalah satu kota mengadakan lomba mancing, pertandingan sepak bola, balap karung, manjat pinang, dan berbagai jenis lomba dilakukan sebagai upaya mendekatkan keadaan sukaciata 70 tahun itu dalam konteks generasi ke-3 penerima manfaat kemerdekaan yang dibayar dengan darah dan nyawa para pahlawan Indonesia di zaman yang lampau.

Dengan imajinasi dan telinga hati yang terbatas, penulis mencoba masuk pada situasi yang lain. Mendengarkan teriakan kemenangan rakyat Indonesia Merdeka, Merdeka, Merdeka (dengan suara yang berbisik) pesan kemerdekaan disampaikan dengan simbol-simbol pasca pembacaan teks Proklamasi oleh bapak bangsa Soekarno dan Mohammad Hatta 70 tahun lalu.

Cara mengekspresikan kemerdekaan para pendahulu dilakukan dengan kehati-hatian, awas, diplomasi tingkat tinggi, dan salah salah bertaruh nyawa. Dari mulut ke mulut dan melalui media yang terbatas saat itu para pejuang meneruskan berita Proklamasi Kemerdekaan di seantero negeri di bawah intimidasi serdadu Jepang.

Ya, perlahan tapi pasti rakyat di bawah tuntunan para pemimpin bangsa Indonesia pasca deklarasi kemerdekaannya mewujudkan janji proklamasinya meraih kemerdekaan itu dengan berbagai cara.

Mempelajari sejarah didapatkan bahwa kurang lebih 4 tahun setelah proklamasi, bangsa Indonesia secara de jure diakui kemerdekaannya oleh bangsa-bangsa di dunia yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Namun, memaknai kemerdekaan tidak boleh berhenti pada asas de facto dan de jure semata. Kemerdekaan yang progresif dalam konteks kekinian, yakni berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan berkarakter Indonesia pada tantangan baru di era globalisasi menjadi topik tersendiri untuk digumuli.

Baca juga:  Nias Utara Serius Kelola Sektor Perikanan dan Kelautan

Pilkada Berkualitas

Illustrasi surat suara - Photo istimewa
Illustrasi surat suara – Photo istimewa

Pada refleksi HUT Ke-70 Kemerdekaan RI menjadi momentum menata ulang pola pilkada yang berkualitas. Bagi penyelenggara pilkada berkewajiban menjaga netralitas, profesionalitas, dan integritas.

Model dan keteladanan yang sudah diberikan oleh 7 punggawa KPU dan seluruh jajaran, 5 Punggawa Bawaslu RI dan jajaran dalam menghelat pemilu nasional, semoga menjadi percontohan untuk di copy-paste oleh KPU-Panwas daerah.

Nadi demokrasi hidup atau mati ditentukan oleh penyelenggara yang berkontemplasi akan cita-cita bangsa. Keluarga besar penyelenggara harus terus-menerus awas dan waspada potensi kekelaman pemilu di zaman yang lalu. Tidak boleh diulangi dan terulang, baik dalam pikir maupun laku penyelenggara. Budaya berpemilu secara fair harus terus dilakukan sebagai identitas bangsa dalam meraih dan mengelola pergantian kekuasaan secara demokratis.

Selanjutnya, bagi para pemilih, hendaknya menetapkan harapan tertinggi dan mencita-citakan pemimpin yang sesuai dengan hati nurani dapat mewujudkan kesejahteraan. Merindukan dan melahirkan sosok “Soekarno-Hatta” di tingkat lokal jawabannya adalah pilkada.

Hasil pemilihan menentukan nasib rakyat di daerah selama lima tahun dan berdampak berpuluh-puluh tahun ke depan. Karena itu, penting untuk diingatkan kepada pemilih dalam melawan praktik jual suara kepada para “penjajah” baru.

Pada akhirnya kepada peserta pilkada hendaknya merumuskan secara terukur visi, misi, dan program yang ditawarkan kepada pemilih. Urgen dan mendesak untuk dimintakan kesediaan peserta pilkada dalam berkontribusi melakukan pendidikan politik bagi masyarakat.

Menyampaikan janji kampanye yang terukur dan bisa diimplementasikan harus digumuli sedini mungkin. Serta kesediaan berkompetisi secara sehat, kesiapan menang dan kesediaan tidak terpilih harus menjadi alternatif pilihan yang sudah dipikirkan oleh para kandidat.

Klimaksnya, dengan mengulangi sambutan Husni Kamil Manik, tulisan ini diakhiri dengan mengucapkan “Selamat merayakan HUT Ke-70 Kemerdekaan RI. Jayalah negeriku, jayalah bangsaku, dan jayalah demokrasiku”. [Abineri Gulö, Ketua KPU Nias]

RELATED ARTICLES

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments