Home Featured Faigi’asa Bawamenewi: Bupati Tidak Harus Sering ke Luar Daerah

Faigi’asa Bawamenewi: Bupati Tidak Harus Sering ke Luar Daerah

1
Faigi’asa Bawamenewi: Bupati Tidak Harus Sering ke Luar Daerah
Debat publik calon bupati Nias tahap pertama yang diselenggarakan KPU Nias di Auditorium STT Sunderman, Sabtu (31/10/2015).

GUNUNGSITOLI, KABAR NIAS — Pemerintah daerah harus mampu membina hubungan yang harmonis dengan lembaga legislatif sehingga setiap program bisa berjalan dengan baik. Bupati juga tidak harus sering ke luar daerah. Mengunjungi warga di desa-desa itu yang utama dilakukan.

Demikian disampaikan Faigi’asa Bawamenewi bersama pasangannya Bezatulö Gulö saat Debat Publik Tahap Pertama, yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Nias, Sabtu (31/10/2015), di ruang Audiotorium STT Sundermann BNKP di Kota Gunungsitoli.

Menurut Faigi’asa, agar pembahasan dan kebijakan cepat ditanggapi DPRD, selain pendekatan-pendekatan resmi tentu sekali-sekali juga diperlukan komunikasi politik yang tidak kaku, tentu dengan memperhatikan etika.

“Salah satu caranya, saya akan mengajak DPRD karaokean. Maka semua yang dibicarakan dapat disekapati,” ujar Faigi’asa menjawab moderator Turunan Gulö saat menanyakan strategi menghadapi DPRD.

Faigi’asa berpendapat bahwa para anggota DPRD adalah orang-orang yang berpendidikan tinggi dan intelektualnya tidak diragukan lagi. Program pemerintah yang baik dan bertujuan untuk kepentingan masyarakat banyak pasti akan didukung oleh DPRD. Ia meyakini bahwa dirinya bisa bekerja sama dengan DPRD.

Selain itu, di bidang pemerintahan, pasangan dari jalur independen ini berjanji menata kembali jajaran pemerintahan, menempatkan pegawai negeri sipil pada tempat yang sesuai dengan kemampuannya. PNS yang bermasalah akan terus diberi pembinaan.

“PNS yang telah dibina berkali-kali, tetapi tidak mau berubah, ya, tentu harus ada tindakan tegas. Nantinya, sistem pemerintahan menganut teori mata air. Jika dari hulu bersih, sampai hilir pun pasti bersih,” ujar calon Wakil Bupati Bezatulö Gulö.

Faigi’asa menambahkan, seorang bupati tidak harus sering keluar daerah. “Kami harus sering ke desa-desa untuk melihat dan merasakan penderitaan rakyat. Saya meyakinkan semua masyarakat bahwa ke luar daerah saat diperlukan saja. Setelah itu waktu harus lebih banyak di desa-desa,” kata mantan Wakil Ketua DPRD Nias itu.

Adapun pasangan urut no 3 Sökhi’atulö Laoli-Arosökhi Waruwu, dalam kesempatan itu, menyampaikan, sebagai pimpinan daerah yang pernah menjadi bupati yang mesti dilakukan di Kabupaten Nias akan melakukan lelang jabatan untuk eselon II dan III sesuai undang-undang aparatur sipil negara (ASN). “Kami akan meneningkatan SDM, meningkatkan pelayanan publik demi kesejahteraan rakyat dan transparansi anggaran,” ujar Sökhi’atulö Laoli.

Baca juga:  Lakhömizaro Zebua Janjikan Lelang Jabatan di Kota Gunungsitoli

Dalam debat tahap I ini, pasangan nomor urut 2 Happy Persatuan Ndraha-Bazisökhi La’ia tampak tidak hadir. Menurut Ketua KPU Nias Abineri Gulö, pasangan ini mengaku sedang berada di Medan karena alasan ada urusan keluarga dan berhalangan hadir karena tidak sempat terbang ke Pulau Nias.

“KPU hanya menjalankan tahapan dengan memfasilitasi setiap calon untuk menyampaikan visi-misi mereka. Jika ada pasangan yang tidak bisa memanfaatkannya itu kembali pada pasangan bersangkutan,” ujar Abineri dalam pidato pengantar debat, Sabtu lalu.

Di media sosial, beredar berbagai selentingan negatif tentang pasangan ini. Di kalangan masyarakat beredar rumor bahwa pasangan ini sebenarnya hanyalah pasangan boneka bentukan untuk formalitas pemilihan calon kepala daerah. Menurut informasi, pasangan dipersiapkan untuk mengantisipasi peserta tunggal sehingga Kabupaten Nias tetap mengikuti pilkada serentak.

“Ketidakhadiran pasangan ini pada debat semakin menguatkan dugaan masyarakat ini,” ujar seorang warga yang tak ingin disebutkan namanya kepada Kabar Nias. Seperti diketahui, pasangan ini diusung oleh partai PKPI dan Hanura. Pihak partai pengusung hingga kini belum memberikan keterangan resmi terkait hal ini.

Masyarakat juga menyampaikan kritik terhadap pelaksanaan debat yang kurang sosialisasi. KPU Nias dianggap kurang siap dan kurang profesional dalam menggelar tahapan debat ini. “Sosialisasi hanya dilakukan beberapa jam sebelum dilakukan debat, itu pun diumumkan lewat akun Facebook,” ujar Berkati Ndraha.

Menurut Berkati, jika KPU Nias serius, sebaiknya dilakukan sosialisasi jauh-jauh hari sebelumnya sehingga masyarakat Nias bisa mengikutinya, apalagi disiarkan langsung lewat RRI Gunungsitoli.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.