Pasca-pensiun dari jabatan Pangdam XVII/Cenderawasih, Papua, Mayor Jenderal TNI (Purn) Christian Zebua kini lebih punya banyak waktu pulang ke Nias, tanah kelahirannya. Momentum Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 pun ia manfaatkan untuk liburan ke Nias.
Ketua Umum Badan Persiapan Pembentukan Provinsi Kepulauan Nias (BPP-PKN) ini mengaku menghabiskan liburan di Nias sekaligus untuk bercengkerama dengan keluarga dan semua ono niha.
“Saya banyak gunakan waktu bertemu dengan saudara-saudara yang ada di Nias. Sekaligus berdialog terlebih-lebih dalam rangka cita-cita kita mewujudkan Nias menjadi sebuah provinsi. Amanah yang saya emban saat ini perlu dukungan dari semua lapisan masyarakat,” ujarnya kepada Kabar Nias dalam perbincangan lewat telepon, 29 Desember 2017.
Christian Zebua (60) mengaku selama berada di Nias ia banyak bertemu dan berdialog dengan masyarakat Nias dari berbagai kalangan. Sejumlah organisasi masyarakat dan lembaga gereja juga mengundangnya menghadiri berbagai pertemuan, terlebih-lebih saat Natal ini.
Baru-baru ini putra pertama dari pasangan Faogönasökhi Zebua (87) dan Yulia Zebua (71)—yang akrab dipanggil dengan Ama Andani—ini menghadiri acara Seminar Nasional Silsilah Mado Zebua dan Natal Bersama di Gunungsitoli di Aula STT Sundermann, Gunungsitoli, 28 Desember 2017. Ia didaulat menjadi penasihat dalam perkumpulan Mado Zebua tersebut.
Pada acara dengan tema “Dengan Seminar Nasional Silsilah Mado Zebua Kita Pererat Persaudaraan” tersebut, suami dari Deli Asnawati Mendröfa itu menyerukan sebuah pesan bahwa hendaknya setiap kegiatan yang dilaksanakan bisa bermanfaat bagi orang banyak serta tidak justru menimbulkan perpecahan.
“Saya menyampaikan sebuah ayat Firman Tuhan yang berkata, ‘Tetapi hindarilah persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh, persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat, karena semua itu tidak berguna dan sia-sia belaka. ((Baca: Titus 3 : 9)).’ Ayat ini penting menjadi renungan kita semua,” ujar ayah dari dr Andani Zebua; Maranatha Zebua, MBA; dan Christie Eliezer Satria Mohaga Zebua tersebut.
Perkumpulan Mado Zebua seluruh dunia mengadakan seminar nasional di Aula STT Sundermaan di Gunungsitoli. Pada kesempatan itu, sebuah buku silsilah yang diberi judul Buku Besar Silsilah Mado Zebua juga diluncurkan.
Christian mengharapkan acara yang baik ini harus bisa membawa hal yang positif bagi orang lain. Kemudian, terkait silsilah, hendaknya terus dilakukan kajian-kajian mendalam. “Terutama nilai-nilai yang baik yang dimiliki dan diwariskan oleh leluhur Mado Zebua harus terus digali. Nilai-nilai baik itu harus bisa diaplikasikan pada zaman sekarang,” ujarnya.
Ia mengingatkan perkumpulan Mado Zebua ini perlu dilandasi dengan semangat persatuan dengan mengaplikasikan nilai-nilai kehidupan leluhur Mado Zebua secara baik.
“Nilai-nilai yang baik yang dimiliki dan diwariskan oleh leluhur Mado Zebua harus terus digali. Nilai-nilai baik itu harus bisa diaplikasi pada zaman sekarang.”
“Kita tidak perlu saling menyalahkan. Semua bersatu dan harapan saya, mado Zebua mendukung pembangunan di daerah di mana kita berada secara khusus perjuangan bersama segenap ono niha untuk mewujudkan Provinsi Kepulauan Nias,” ujarnya.
Bagi Christian, setiap langkah dan tindakan mesti didasari oleh Firman Tuhan. Pada akhir sambutannya, Christian menyampaikan, “Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!” ((Roma 12:16))
“Kita harus sehati-sepikir dalam hidup bersama dengan kesederhanaan. Kita harus menghindari anggapan bahwa diri kita pandai. Mari tinggalkan faya’osa (keakuan/keegoisan), Tuhan pasti memberikan hasil yang terbaik dalam perjuangan mulia kita untuk anak cucu kita ke depan,” kata Christian.