BAWÖLATO, KABAR NIAS — Hujan yang turun terus-menerus sejak Minggu (16/10/2016) dini hari hingga pukul 15.00 mengakibatkan Sungai Idanömola dan Sungai Sohoya di Kecamatan Bawölato meluap. Warga di empat desa di wilayah itu terdampak banjir. Seyogianya Pemerintah Kabupaten Nias segera membereskan normalisasi kedua sungai ini yang sudah terhenti pada Agustus 2016.
Pengamatan Kabar Nias pada Senin pagi, akibat luapan Sungai Sohoya, kegiatan masyarakat termasuk kegiatan belajar-mengajar di beberapa sekolah terganggu. Ketinggian air banjir di beberapa titik sekitar 90 sentimeter.
Sejumlah sekolah, seperti SD Negeri Onolimbu, SMP Negeri 6 Bawölato, SD Negeri Sohoya, dan SD Negeri Mo’ene praktis tidak bisa melaksanakan kegiatan belajar-mengajar karena sekolah mereka tergenang luapan sungai. Sudah dipastikan, lantai sekolah dipenuhi endapan lumpur.
“Kemungkinan SMP Negeri 2 Bawölato, yang letaknya tidak jauh dari sini, juga terkena dampak banjir,” ujar seorang warga kepada Kabar Nias.
Masyarakat terlihat tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi luapan banjir ini. Warga sebagian terlihat memanfaatkan air membersihkan perabot rumah mereka, sebagian lagi duduk di atas meja di depan rumah mereka. Beberapa warga mengaku belum bisa memasak karena dapur mereka masih tergenang air.
Lanjutkan Normalisasi
Pelebaran dan pengerukan sebenarnya sudah dicanangkan oleh pemerintah. Akan tetapi, program tersebut mangkrak karena ada beberapa warga yang menghalangi dengan meminta ganti rugi atas tanaman mereka yang terdampak akibat normalisasi.
Baca juga:
- Banjir di Bawölato Termasuk Bencana Daerah
- Desa Lagasi Mahe dan Si’öfa Ewali Tergenang Banjir
- Normalisasi Idanömola Mendesak Dilakukan
Menurut informasi, pelaksana proyek normalisasi tidak mengindahkan permintaan warga dan memilih tidak melanjutkan proses pengerukan dan pelebaran penampang sungai. Proyek normalisasi sudah berjalan sekitar 45 persen. Namun, sejauh ini Pemerintah Kabupaten Nias belum juga melakukan tindakan apa-apa.
Seyogianya, Pemerintahan Kabupaten Nias bisa memfasilitasi dengan duduk bersama warga untuk sama-sama mencari solusi agar kegiatan normalisasi diselesaikan. Dengan demikian, warga di Desa Si’öfa Ewali, Sohoya, Botohaenga, dan Lagasi Mahe bisa segera terbebas dari banjir. [knc02w]