Home Featured Literasi Keuangan di Indonesia Masih Rendah

Literasi Keuangan di Indonesia Masih Rendah

0
Literasi Keuangan di Indonesia Masih Rendah
Peserta berfoto bersama. —Dokumentasi Reni Cahya Mutiasari

SURABAYA, KABAR NIAS – Tingkat literasi keuangan di Indonesia, utamanya di daerah-daerah terpencil, termasuk di Pulau Nias, masih rendah dan perlu dioptimalkan. Secara umum, tingkat literasi keuangan di Indonesia baru sekitar 21,5 persen.

Geliat aktivitas perbankan dan lembaga keuangan yang masih terkonsentrasi di kota-kota besar mengakibatkan akses masyarakat ke perbankan masih didominasi masyarakat perkotaan. Di samping tradisi masyarakat untuk menabung masih bersifat tradisional melalui wadah atau tempat tertentu di dalam rumah mereka, penggunaan medium digital melalui telepon pintar menjadi peluang yang terbuka lebar bagi dunia perbankan untuk meningkatkan literasinya kepada masyarakat.

Sejalan dengan hal tersebut, PermataBank dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia & Surabaya dengan dukungan Kedutaan Besar Australia menyelenggarakan program Banking Journalist Workshop (BJW) untuk kali yang kedua dengan mengusung tema “Literasi Keuangan” pada 14-15 Oktober 2016, di Surabaya.

Selain untuk meningkatkan kualitas para jurnalis muda di Indonesia melalui program pendidikan yang berkelanjutan, workshop ini turut mendukung pemahaman literasi keuangan yang tengah digalakkan oleh regulator.

BJW merupakan pengembangan dari Banking Journalist Academy  (BJA) yang sudah digulirkan untuk keempat kalinya dan menyasar media-media di luar Jakarta. Pada penyelenggaraan tahun lalu, beberapa jurnalis dari Aceh hingga Flores (NTT) ikut berpartisipasi di Jakarta. Pada tahun ini, BJW hadir di Surabaya untuk mendekatkan diri dengan media-media di wilayah timur Indonesia.

Dalam program BJW kali ini, terpilih 22 peserta  melalui seleksi yang sangat ketat. Reporter Kabar Nias, Reni Cahya Mutiasari (Ketjel), terpilih sebagai salah satu peserta dari media di wilayah Sumatera Utara.  Berikut ke-22 peserta yang ikut program literasi keuangan ini.

  1. Abdul Rifai – Harian Umum Alkhairaat, Palu
  2. Febriandy Abidin – LKBN Antara Gorontalo
  3. Evangline Lita A – The Jakarta Post Manado
  4. Ishak Kusrant – Smart FM Manado
  5. Sitti Harlina – suarakendari.com, Kendari
  6. Rahmat Rahman Patty – Kabar Timur Ambon
  7. Mariyana Ricky Prihatina Dewi – Solo Pos
  8. Dedi M. Assalafi – MNC Media Bojonegoro
  9. Eka Rimawati – CNNIndonesia Sby/Jombang
  10. Miski – Malang Voice.com Malang
  11. Agus Setiyanto – SatelitPost Purwokerto
  12. Marwah – Kabar Makassar (Online)
  13. Qodriansyah A. Sofyan – i-NewsTV (MNC) Makassar
  14. Muhammad Yunus – Makassar Terkini
  15. Muhammad Takdir Harian Fajar Makassar
  16. Ricky J.B – Rakyat Merdeka Online Bengkulu
  17. Datuk Haris Molana – Portalsatu.com Aceh
  18. Reni C. Mutiasari – Kabarnias.com,Sumut
  19. Gemal A. Nasser Panggabean – Bisnis Indonesia, Pekanbaru
  20. Suwarny Dammar – Koran Sindo, Makassar
  21. Supriyadi – indeksberita.com, Surabaya
  22. Restu Distia – Jawa Pos, Surabaya

Selain itu, ada hal yang menarik pada BJW kali ini, 5 mahasiswa Jurusan Komunikasi dari Universitas Airlangga (Unair) turut menjadi peserta. Mereka adalah:

  1. Shafira E. Yasmine
  2. Revindia Carina
  3. Yuslihun Nisa
  4. Zakaria
  5. Ami Hamidah

“BJA dan Banking Journalism Workshop (BJW) yang akan diadakan bagi jurnalis regional merupakan program pendidikan yang unik yang diadakan oleh institusi perbankan, seperti PermataBank.  Obyektif dan visi program ini sejalan dengan komitmen jangka panjang Australia bagi Indonesia, terutama di bidang peningkatan kualitas pendidikan masyarakat. Oleh karena itu, kami gembira dapat berpartisipasi di dalam penyelenggaraan program BJA dan BJW pada tahun ini. Kami berharap dapat menjadi kerja sama berkelanjutan,” ungkap Laura Kemp, First Secretary (Public Affairs), Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia.

Baca juga:  Rumah Produksi Lilin di Tabita Terbakar, Dua Orang Terluka

Richele Maramis, Head Corporate Affairs PermataBank, mengatakan, “Kami sangat senang dapat bermitra dengan AJI Indonesia dan juga The Australian Embassy dalam mengembangkan BJA dan BJW kali ini. Memasuki tahun keempat untuk BJA & tahun kedua untuk BJW, program ini semakin menunjukkan kualitasnya dan menjadi benchmark para jurnalis di Indonesia. Banyak lulusannya yang jenjang kariernya menjadi lebih baik dengan menempati posisi sebagai wakil/redaktur maupun redaktur senior. Di beberapa media, silabus program BJA bahkan menjadi bacaan wajib bagi reporter pemula karena merangkum banyak materi keuangan dan perbankan secara mendalam dan menyeluruh”.

“Pemilihan tema Literasi Keuangan dalam BJW 2016 ini menjadi ikhtiar kami dalam mendukung program regulator, dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK), untuk makin memberikan pemahaman terhadap lembaga keuangan. Karena itu, kami tidak ingin hanya membuat program yang baik ini di Jakarta, tetapi teman-teman jurnalis di regional juga harus memiliki kualitas yang sama baiknya. Meski BJW kami buat di Surabaya, animo jurnalis di wilayah barat, seperti Bengkulu dan Pekanbaru, sama tingginya dengan di wilayah timur. Hal ini mencerminkan bahwa program berkualitas semacam ini menjadi kebutuhan bagi banyak media di Tanah Air,” kata Richele.

Sementara itu, Prasto Wardoyo, Ketua AJI Surabaya, menjelaskan, “Seiring tumbuhnya industri media, lahir jurnalis generasi baru yang pada umumnya belum memiliki pengalaman meliput atau menulis laporan jurnalistik secara mendalam. AJI sebagai organisasi profesi senantiasa mendorong jurnalis bekerja secara profesional, kompeten, dan beretika melalui berbagai program pelatihan, seminar, diskusi publik, dan beasiswa untuk meningkatkan pemahaman pada isu-isu tertentu.”

Program seperti ini, lanjutnya, adalah salah satu upaya AJI meningkatkan kapasitas jurnalis, khususnya bagi jurnalis yang sehari-harinya meliput isu perbankan dan ekonomi makro. Melalui short course yang berlangsung selama dua hari, jurnalis mendalami isu perbankan, termasuk bagaimana meliput dan menuliskannya di media. Dengan adanya kerja sama dan dukungan dari Kedutaan Australia, semakin memperluas kesempatan peserta untuk memahami kondisi ekonomi dan ilmu jurnalistik dari sudut pandang internasional.

Berkesinambungan

Tahun 2016 merupakan tahun kedua penyelenggaraan BJW.  Para Jurnalis terpilih akan mengikuti 7 sesi kelas pada hari Jumat-Sabtu, 14-15 Oktober 2016 dengan difasilitasi oleh para mentor dari kalangan praktisi ekonomi, perbankan, serta media dari Indonesia dan Australia.

Salah satu keunggulan program ini adalah kelengkapan materi pendidikan yang disampaikan oleh para pakar di bidangnya, baik pengetahuan ekonomi dan perbankan serta pengetahuan terhadap isu-isu terkini, baik di Indonesia maupun global, sehingga para jurnalis mendapatkan pengetahuan yang mendalam.

Beberapa pemateri dari senior manajemen PermataBank, yaitu Wijani Tjendro, Head Region 7 yang membawahi area network di Jatim; Chandra Tjong, Head, Client Relationship Asset Management, yang sangat paham karateristik bisnis di wilayah timur Indonesia.

Sebagaimana tahun lalu, OJK turut aktif mendukung program ini. Komisioner OJK, Mulya P. Siregar, turut memberikan paparan tentang peran strategis OJK dalam mengembangkan literasi keuangan yang inovatif dalam BJA beberapa waktu lalu.

Bertindak sebagai Kepala Sekolah program BJA & BJW, Hasudungan Sirait, serta didukung Feby Siahaan. Keduanya merupakan jurnalis senior dan mantan jurnalis di media-media terkemuka di Indonesia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.