LOTU, NIAS UTARA ― Produksi perikanan di Kabupaten Nias Utara sangat bagus dan berpotensi besar memenuhi kebutuhan pasar di luar negeri. Produk lobster, teripang, dan kepiting bakau sangat terbuka pasarnya di Singapura dengan harga yang kompetitif bagi para pelaku usaha perikanan di Kabupaten Nias Utara. Kekurangan infrastruktur seperti gudang pendingan (cold storage), pelabuhan perikanan, dan alat transportasi cepat untuk pengangkutan masih menjadi kendala untuk memaksimalkan produksi bahari di daerah ini.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Bupati Nias Utara Yusman Zega, saat menerima kunjungan sejumlah calon investor yang datang dari Jakarta, Senin (11/1/2023), di ruang kerjanya, di Lotu, Kabupaten Nias Utara.
“Silakan nanti dilihat potensi hasil laut di Nias Utara. Pada intinya kami sangat welcome kepada para calon investor. Prinsipnya, kami di pemerintah daerah akan dengan senang hati membantu sesuai peraturan yang berlaku,” ujarnya.
Ditambahkan Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Nias Utara Sabar Jaya Telaumbanua, daerahnya masih memerlukan pembangunan infrastruktur perikanan. “Selain jalur distribusi, di Nias Utara juga masih sangat minim infrastruktur perikanan, seperti cold storage (gudang berpendingin) dan pelabuhan perikanan. Teknologi tangkap nelayan juga masih sangat tradisional dan jumlah kapal nelayan terbatas,” ujarnya.
Meski demikian, kata Sabar, perikanan menjadi salah satu penopang utama ekonomi di Nias Utara. Lebih dari 3.000 nelayan di Nias Utara merupakan nelayan dengan produksi ikan tangkap total sekitar 15.000 ton per tahun.
Akan tetapi, kata Sabar, harga jual ikan tangkap yang didapat nelayan di Nias Utara sangat rendah dibanding harganya di konsumen. Sebagian besar hasil perikanan itu dikirim ke Kota Sibolga dan Medan.
Ikan-ikan berkualitas dan lobster jenis premium dikirim ke Jakarta hingga Singapura. Namun, harganya sangat rendah karena harus dipotong biaya distribusi yang sangat panjang dan mahal.
Dalam kesempatan kunjungan calon investor yang belum bersedia ditulis identitasnya, Sabar Jaya ikut mendampingi bersama tim menunjukkan berbagai sentra budidaya lobster, kepiting bakau, dan juga teripang.