GUNUNGSITOLI, KABAR NIAS – Hingga kini, persoalan kelistrikan di Pulau Nias, seperti tagihan yang melonjak serta kesediaan daya listrik yang memadai, belum juga ada solusinya. Kondisi ini membuat masyarakat kecewa dan melakukan demonstrasi di halaman kantor PLN Nias, Jalan Gomo, Gunungsitoli, Selasa (28/7/2015) pukul 11.00.
Dalam demo tersebut, puluhan warga yang ditemani mahasiswa mendesak PT PLN area Nias untuk menjelaskan terkait pelayanan yang merugikan pelanggan, seperti lonjakan tagihan tersebut, segera ditinjau kembali.
Sebelumnya, pelanggan PLN telah mengadukan permasalahan mereka kepada DPRD Kabupaten Nias. Namun, pihak PLN tidak hadir dalam rapat dengar pendapat tersebut. Kemudian pada pertemuan beberapa waktu selanjutnya di DPRD, lagi-lagi PLN tidak bisa memberikan solusi dari keluhan yang dialami warga. (Baca: DPRD Nias Pertanyakan Pembengkakan Tagiah Listrik kepada PLN)
Dalam tuntutan mereka, warga meminta agar lonjakan angka KWH meter yang mengakibatkan pelanggan dirugikan segera ditinjau ulang serta diberi tagihan sesuai dengan pemakaian serta meteran yang sudah diputus segera diaktifkan kembali.
“Mohon PLN menjelaskan, mengapa tagihan rekening kami setiap bulan melonjak hingga jutaan rupiah. Padahal, sebelumnya hanya sampai ratusan ribu rupiah. Akibatnya, karena tidak sanggup membayar, meteran kami diputus,” kata salah seorang pendemo yang tidak ingin disebutkan namanya.
Dalam orasinya, mahasiswa yang mendampingi warga meminta kepada PT PLN Area Nias agar meninjau kembali lonjakan angka kWh meter dengan rekening mencapai jutaan rupiah itu. Mereka juga meminta PLN tidak memutus meteran di rumah pelanggan karena hal itu sangat merugikan masyarakat pengguna listrik.
Pantauan Kabar Nias, saat para pengunjuk rasa tiba di kantor PLN, tak satu pun pegawai atau petinggi PLN yang menerima mereka. Akibatnya, pengunjuk rasa membakar ban mobil di depan kantor PLN dan melempari kantor PLN dengan batu. Sejumlah petugas Kepolisian Resor Nias terlihat sigap berjaga-jaga supaya warga tidak bertingkah anarkistis. Polisi juga tampak menjaga ketat pintu kantor PLN agar pengunjuk rasa tidak menerobos masuk.
Seorang pengunjuk rasa, yang juga merupakan koordinator lapangan, Sitori Mendröfa, manyampaikan kekecewaannya karena pihak PT PLN tidak mau menerima dan mendengar aspirasi para pengunjuk rasa. Dengan seperti ini, kata Sitori, persoalan tidak akan tuntas. Pesan warga tidak sampai kepada PT PLN. “Kami akan turun di jalan lagi dengan masyarakat yang lebih banyak lagi,” ujarnya.
Seusai dari PT PLN, para pengunjuk rasa menuju Kantor Bupati Nias di Jalan Pelabuhan Udara (Pelud) Binaka, Desa Ononamölö, Kecamatan Gunungsitoli Selatan. Sementara hingga berita ini ditayangkan, Kabar Nias belum berhasil mendapatkan konfirmasi dari pihak PLN.
Sejumlah warga meminta kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said agar turun tangan dalam permasalahan energi listrik di pulau terluar, Pulau Nias, ini. Permasalahan kelistrikan di Pulau Nias sudah terjadi puluhan tahun. Setiap hari pemadaman listrik (byarpet) terus terjadi. Namun, sayangnya, solusi untuk penambahan daya listrik di Pulau Nias belum juga membuahkan hasil. [knc01w]
sekalian j t hancurkan Kantor PLN biar tau rasa mereka,banyak masyarakat yang tersiksa gara-gara reking listrik,itu karena mereka minta yang lebih dari pemakaian,dari kami pun ada bukti klo mereka banyak alasan,masa 1 thn tali meteran di putuskan tp kok bisa rekening keluar dan biayanya jg mhl kirang lebih 1.500.000,-