Home Featured Semua Pasangan Calon Janjikan Kesejahteraan Rakyat

Semua Pasangan Calon Janjikan Kesejahteraan Rakyat

0
Semua Pasangan Calon Janjikan Kesejahteraan Rakyat
Suasana debat publik ketiga pasangan calon di Kota Gunungsitoli. —Foto: Onlyhu Ndraha

GUNUNGSITOLI, KABAR NIAS — Dengan dimoderatori mantan anggota Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara, Turunan Gulö, ketiga pasangan calon peserta Pilkada Kota Gunungsitoli melaksanakan debat publik di auditorium STT Sundermann BNKP di Kota Gunungsitoli, Minggu (18/10/2015) pukul 19.00. Ketiga pasangan calon ini tidak memiliki program khusus anak dan perempuan.

Ketiga pasangan calon yaitu nomor urut 1 Martinus Lase-Kemurnian Zebua, nomor urut 2 Lakhõmizaro Zebua-Sowa’a Laoli, dan urut 3 Yuliaman Zendratö-Ilham Mendrofa masing-masing membeberkan visi-misi mereka jika nanti terpilih sebagai Wali Kota Gunungsitoli-Wakil Wali Kota Gunungsitoli.

Ketua KPU Kota Gunungsitoli Sökhi’atulö Harefa menyampaikan bahwa topik debat kali ini adalah Kesejahteraan Masyarakat dan memajukan Daerah.

Segmen I setiap pasangan diberi waktu 7 menit untuk menyampaikan visi-misi dan program mereka. Kemudian segmen II kesempatan moderator mengajukan pertanyaan kepada calon dan setiap pasangan calon diberi waktu untuk menjawab selama 5 menit. Adapun segmen III adalah ketiga pasangan calon diberi kesempatan bertanya kepada calon lain dan waktu untuk menjawab selama 3 menit.

Sebelum dimulai, setiap pendukung meneriakkan yel-yelnya. Nomor urut 1, pasangan Makmur menekankan visi-misinya, antara lain memajukan kemandirian Kota Samaeri yang bermartabat. Menciptakan Ketenteraman, meningkatkan derajat kesehatan, infrastruktur lokal, sumber daya lokal, pendidikan untuk dapat bersaing dengan daerah lain. Pasangan ini juga menjanjikan swasembada pangan di Kota Gunungsitoli pada 2016 serta juga segera membangun pabrik karet.

“Kami juga akan menggenjot penanaman modal lokal dan asing, misalnya pembangunan pabrik karet. Kami sudah menjajaki kerja sama dengan Tiongkok; Peningkatan derajat sosial masyarakat miskin, pengembangan pertanian dan peternakan, penegakan hukum,” kata Martinus Lase.

Martinus mengklaim bahwa infrastruktur dasar seperti jalan hotmix sudah hampir menyeluruh di Kota Gunungsitoli.

Layanan Ambulans Gratis

Sementara visi-misi pasangan calon Laso yang disampaikan Lakhömizaro menitikberatkan pada pencapaian Kota Gunungsitoli yang maju dan berdaya saing. “Kami akan membangun masyarakat berkualitas dan berdaya saing. Infrastruktur dan pemanfaatan lahan berbasis lingkungan. Menyelaraskan Nawacita nasional,” kata Lakhömizaro.

Di bidang pendidikan pasangan ini akan meningkatkan pemerataan tenaga guru sehingga uang komite diminimalkan. Guru-guru akan ditingkatkan kapasitas dengan diberi beasiswa untuk melanjutkan kuliah. Di bidang kesehatan, pemerintah akan memberikan pelayanan yang berkualitas dan menjangkau seluruh elemen masyarakat.

“Akan ada layanan ambulans gratis 24 jam; pelayanan puskesmas 24 jam. Sektor pertanian akan ditingkatkan kualitasnya. Kami akan menyediakan pupuk gratis. Mengembangkan wisata, dan akan memberikan bantuan modal bergulir minimal Rp 2 miliar kepada setiap desa setiap tahun,” kata Sowa’a Laoli. Ia menambahkan, infrastruktur disesuaikan dengan tata ruang wilayah.

Kota Jasa, Perdagangan, dan Industri

Pasangan Yulham menekankan pada pengembangan ekonomi lokal karena Kota Gunungsitoli merupakan pintu gerbang orang luar masuk ke Pulau Nias. Kota Gunungsitoli akan ditata dan dibangun berwawasan lingkungan.

Baca juga:  Para Kepala Daerah Kepulauan Nias Harusnya Bisa "Usik" Jokowi

“Kota Gunungsitoli harus berbenah menuju kota maju yang berdaya saing dan modern yang berwawasan lingkungan. Semua elemen kota harus ditata demi kemajuan masyarakat,” kata Yuliaman.

Ditambahkan Ilham, di bidang ekonomi, Kota Gunungsitoli harus memiliki produk unggulan yang menjadi ciri khas Kota Gunungsitoli. “Kita akan mencari dan menggali berbagai produk yang diberi merek dan menjadi ciri khas Kota Gunungsitoli,” ujar Ilham.

Menurut pasangan Yulham, Kota Gunungsitoli akan dilengkapi berbagai infrastruktur sehingga menjadi kota berbasis jasa, perdaganan, dan industri. “Untuk mencapai itu, kita harus meningkatkan sumber daya manusia dengan pendidikan penuh yang menguasai teknologi berdasarkan budaya Nias. Selain itu, sistem birokrasi yang bersih, efisien, dan efektif harus dikuatkan,” katanya..

Pantauan Kabar Nias, debat yang berlangsung selama 120 menit tersebut berlangsung tertib. Petugas keamanan dari Kepolisian Resor Nias mengamankan jalannya debat dengan duduk di tengah barisan setiap pendukung pasangan calon. Jumlah setiap pendukung pasangan calon yang diperkenankan masuk hanya 25 orang.

Ketiga pasangan calon sedang berdebat di auditorium STT Sundermann, Kota Gunungsitoli.
Ketiga pasangan calon sedang berdebat di auditorium STT Sundermann, Kota Gunungsitoli.

Debat yang disiarkan langsung oleh RRI itu mendapat perhatian dari netizen. Dari pembicaraan di media sosial, Facebook, setiap calon yang berdebat terlihat hanya menyampaikan program-program yang klasik yang bisa dibilang tak ada yang istimewa.

Isu Anak dan Perempuan

Fotarisman Zalukhu, warga Nias yang sedang tugas belajar di Amsterdam, Belanda, yang memantau langsung debat tersebut lewat streaming. “Seyogianya para calon wali kota-wakil wali kota ini mengupgrade diri dengan informasi-informasi mutakhir. Masak komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) saja tidak tahu. Kemudian Target Pembangunan Milinium (MDG) juga sebenarnya sudah digantikan dengan program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG). Kita berharap, para calon pemimpin ini agar tetap cerdas kalau bisa baca koran nasional seperti Kompas yang menyediakan berbagai informasi mutakhir,” kata Fotarisman.

Ia menilai, program-program yang disampaikan masih sangat umum. Ia sangat menyangkan bahwa tak satu pun dari ketiga pasangan yang memiliki program khusus di bidang perempuan dan anak. “Padahal, sektor ini harus menjadi perhatian kita bersama. Coba misalnya kasus MW—yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan masyarakat Nias—yang jadi korban dugaan penganiayaan dan penghinaan oleh majikannya, jika pemerintah punya program yang baik, MW mungkin tidak harus bekerja sebagai penjaga toko,” kata Fotarisman.

Selain itu, ia juga menyoroti bahwa program swasembada pangan pada 2016 serta membangun pabrik karet, yang kurang masuk akal. “Swasembada pangan dalam beberapa bulan setelah menjabat apakah bukan sebuah retorika? Demikian juga bahwa sudah mengikat kerja sama dengan China. Isu ini sudah lama tetapi kenyataannya nol. Janganlah beri harapan palsu kepada masyarakat,” ujar Fotarisman. [knc02w/knc01r]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.