GUNUNGSITOLI, KABAR NIAS – Kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan di Sumatera kini mengganggu sejumlah aktivitas penerbangan di Bandara Udara Binaka Gunungsitoli. Sejumlah penerbangan pesawat Garuda Indonesia dan Wings Air jenis ATR, yang melayani rute Kualanamu-Gunungsitoli-Kualanamu, terpaksa membatalkan penerbangan hari ini. Jarak pandang kurang dari 1.000 meter.
Akibat lumpuhnya Bandara Kuala Namu Internasional Airport Medan sejak kemarin, ratusan penumpang yang sudah datang di Bandara Binaka Gunungsitoli sejak Jumat pagi ini terpaksa harus menunggu akibat penundaan keberangkatan pesawat.
Pantauan Kabar Nias, Jumat (4/9/2015) hingga pukul 14.00, penumpang kecewa terutama bagi mereka yang sudah memiliki agenda penting, ruang check-in dan tunggu Bandara Binaka Gunungsitoli dipenuhi penumpang yang menunggu keberangkatan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Kelas III Binaka Gunungsitoli memastikan titik api sudah mencapai 700 lebih di sejumlah lahan di Sumatera berdampak di Kepulauan Nias, memperburuk cuaca sehingga Wings Air dan Garuda Indonesia terpaksa membatalkan penerbangannya hari ini.
“Hingga hari ini, jarak pandang di Bandara Binaka Gunungsitoli kurang dari satu kilometer dan kabut asap semakin pekat. Arah angin yang mengarah ke Pulau Nias diprediksi kabut asap akan semakin pekat. Suhu saat ini mencapai 32 derajat celsius dan berencana akan menyurati pemerintah guna memberikan informasi ancaman terhadap kabut asap,” ujar Monalisa, anggota staf Observer BMKG Binaka, Gunungsitoli.
Selain menggganggu penerbangan, Monalisa menjelaskan, apabila kondisi cuaca saat ini tidak membaik hingga satu minggu ke depan, kemungkinan kabut asap akan semakin menebal dan dapat mengganggu kesehatan warga Nias.
“Bisa saja semakin tebal, jika hujan dan angin tidak ada karena sumber kebakaran masih belum padam,” ujarnya.
Di tempat berbeda, Station Services Manager Garuda Indonesia untuk Nias Rifalin Delistia Purba menyampaikan bahwa hari ini penerbangan Garuda Indonesia untuk rute Kualanamu-Gunungsitoli batal akibat kabut asap yang cukup tebal dan jarak pandang kurang dari seribu meter.
“Pembatalan penerbangan disebabkan kabut asap, standar operasi Garuda layak terbang jarak pandang di atas lima kilometer. Sementara jarak pandang di Bandara Binaka Gunungsitoli kurang dari satu kilometer dan dikhawatirkan semakin menurun,” tuturnya.
Penumpang Kecewa
Salah seorang calon penumpang Garuda Indonesia merasa kecewa akibat penundaan karena kabut asap/dan belum ada kepastian yang resmi dari pihak Garuda terkait keberangkatan, terlebih tiket yang telah dibeli hanya dikembalikan dengan potongan 70 persen.
“Saya sangat kecewa karena ada rapat penting yang harus saya ikuti dan meminta pihak Garuda untuk dapat memberikan informasi resmi. Sementara pihak Garuda juga mengaku merugi akibat yang dikategorikan sebagai bencana alam meskipun saat ini sedang ditangani pemerintah,” kata Agustinus Zega, salah seorang penumpang Garuda. [MAN]
Semoga segera ada perbaikan dan berharap pemerintah pusat maupun daerah bisa segera mencari solusi atas permasalahan kabut asap ini, bagi masyarakat jangan lupa MENGENAKAN MASKER bila berada di luar rumah untuk meminimalisir keadaan udara yang kurang baik saat ini #jurnalismewarga #jangandiam