Trans-Nias dan Pariwisata Nias Raya

MEMBANGUN NIAS RAYA

0
2004
Salah satu desa tradisional di Pulau Telo, Nias Selatan, yang bisa dijual menjadi tempat pariwisata. —Foto: http://images.jurnalasia.com/

Solusi

Bahwa dari uraian singkat tentang potensi wisata di Kepulauan Nias dan permasalahan yang menjadi hambatan dalam pengembangannya, mari kita coba mengurainya dengan beberapa langkah/tindakan kecil yang bisa dijadikan solusi oleh semua  pemerintah daerah yang ada di Kepulauan Nias sebagai berikut:

  1. Harus secara bersama-sama melakukan segala upaya untuk mewujudkan pembangunan infrastruktur utama seperti perluasan Bandar Udara Binaka, Trans-Nias dengan Sub-Trans-nya dan penyediaan sumber energi berupa listrik. Bahwa mengingat APBD yang sangat terbatas, untuk mewujudkan pembangunan infrastrktur tersebut harus dengan bantuan proyek dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Di sini tentunya dibutuhkan peran aktif putra-putri Nias yang berada di jajaran eksekutif dan legislatif di semua tingkatan untuk melakukan pendekatan baik formal maupun informal kepada semua pihak yang berkompeten dalam pengambilan keputusan.
  2. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi terkait program-program pembangunan yang menjadi prioritas di wilayahnya masing-masing sehingga diharapakan akan dapat memberikan manfaat yang lebih luas.
  3. Memberikan pembinaan dan kemudahan secara kontinu dan terukur kepada masyarakat khususnya para pelaku usaha pariwisata untuk melakukan berbagai pembenahan guna memberikan pelayanan yang terbaik kepada para wisatawan. Pembinaan ini harus mencakup semua sektor yang terkait langsung maupun tidak langsung seperti:
    1. Biro perjalanan. Biro perjalanan harus bisa memberikan informasi yang lengkap tentang obyek wisata yang ada di Kepulauan Nias serta bagaimana cara mengatur waktu kunjungan sehingga wisatawan dapat menikmati semua objek wisata yang ada secara lebih efektif, efisien dan ekonomis.
    2. Penginapan, Penyedia jasa layanan penginapan harus dapat menyediakan hunian yang memenuhi standar kebersihan, kesehatan, dan kelengkapan peralatan untuk menjamin kenyamanan wisatawan selama berkunjung.
    3. Rumah Makan. Pemerintah harus aktif memberikan informasi dan penyuluhan tentang bagaimana menyiapkan makanan yang selain bersih dan sehat juga menarik dalam aspek penyajiannya, tersedia dalam jumlah yang cukup dan dengan harga yang terjangkau.
    4. Transportasi lokal (angkutan darat dan laut). Pemerintah selain menjadi regulator juga harus memastikan ketersediaan sarana transportasi baik darat maupun laut dengan tetap memperhatikan aspek kelayakan, kecukupan dan kepastian.
    5. Pemandu wisata. Selain harus memiliki pemahaman yang utuh tentang potensi wisata yang ada di Kepulauan Nias, pemandu wisata juga harus mampu memberikan tuntunan kepada wisatawan agar dapat memaksimalkan waktu kunjungannya selama di Nias. Selain itu pemandu wisata juga harus mampu menampilkan sikap yang ramah dan santun karena merekalah yang akan memberikan kesan pertama kepada wisatawan, atau dengan kata lain mereka akan menjadi wajah kecil dari pariwisata kita.
    6. Perajin. Pengrajin selain membutuhkan pembinaan secara teknis  seperti pelatihan juga harus didukung dengan pemberian fasiltas berupa pendanaan serta penyediaan saluran pemasaran atas produk yang mereka hasilkan.
    7. Sanggar Budaya. Sanggar budaya harus mampu menghasilkan pertunjukkan seni dan budaya dengan kemasan yang menarik dengan tetap mempertahankan cirikhas budaya/nilai-nilai lokal.
    8. Lembaga pendidikan pariwisata. Pemerintah harus mampu mendorong pelaku dunia pendidikan agar dapat menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan mampu memahami dunia kepariwisataan.
    9. Masyarakat adat khususnya yang bersentuhan langsung dengan obyek wisata.
    10. Menyelenggarakan kegiatan tahunan dan kegiatan lainnya secara rutin (baik di Nias maupun di luar Nias) sebagai ajang promosi sekaligus sebagai salah satu ikon/daya tarik wisata khususnya wisata budaya.
    11. Melakukan promosi. Kegiatan promosi bertujuan agar para wisatawan mendapatkan informasi yang cukup tentang berbagai objek wisata yang ada di Kepulauan Nias serta keunggulannya bila dibandingkan dengan objek wisata yang sejenis di tempat lain, sehingga diharapkan dapat mendorong mereka untuk mengunjungi/menikmatinya. Namun, perlu diingat bahwa kegiatan promosi yang tidak diikuti dengan perencanaan dan persiapan objek wisata dan faktor pendukungnya dengan baik (apa yang dipromosikan tidak sesuai dengan fakta yang ditemukan dilapangan) hanya akan berkahir sia-sia dan memberi dampak rasa kecewa kepada para wisatawan karena merasa tertipu oleh kegiatan promosi itu sendiri.

Efek Berganda

Bahwa pengembangan industri pariwisata akan mampu menggerakkan industri-industri lain yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung yang merupakan industri pendukung. Adapun faktor utama industri pariwisata adalah daya tarik wisata itu sendiri, yakni berupa wisata alam dan wisata budaya. Sementara industri pendukungnya adalah  mencakup industri-industri dalam bidang transportasi local (darat dan laut ), makanan dan minuman, suvenir (handycraft), pertunjukan musik dan kesenian, perbankan, atau bahkan manufaktur. Semuanya dapat dipacu oleh pengembangan industri pariwisata.

Baca juga:  Laso di Gunungsitoli dan Ikhlas di Nias Utara Kalahkan Petahana

Selanjutnya transaksi yang dilakukan oleh wisatawan selama mengunjungi sebuah obyek wisata akan membuat perputaran uang di daerah tujuan wisata meningkat. Sebagai contoh, uang hasil transaksi dari wisatawan, oleh pihak hotel dan restoran digunakan untuk membayar pajak, pegawai dan membeli bahan baku kemudian uang yang diterima oleh pegawai akan digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari guna menghidupi keluarganya dan begitu seterusnya. Perputaran uang yang meningkat di suatu daerah akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.

Kita tentu menyadari betapa luasnya efek berganda (multiplier effect) yang dapat kita peroleh dari pengembangan pariwisata kita. Pengembangan pariwisata niscaya akan mampu membangkitkan berbagai macam industri pendukung seperti:

  1. Industri seni dan budaya

Sanggar-sanggar musik dan seni yang dulu pernah ada akan bergairah kembali dalam melestarikan dan mengembangkan potensi budaya yang kita miliki sehingga mampu menjadi salah satu daya tarik wisata yang pada akhirnya akan menarik minat generasi muda untuk mengenali, mencintai, melestarikan dan mengembangkan budayanya sendiri.

  1. Industri Kerajinan tangan

Kehadiran wisatawan akan mendorong kreativitas perajin lokal untuk menghasilkan suvenir yang menarik, berkualitas dan dengan harga yang terjangkau. Tentu kita berharap bahwa industri kerajianan tangan ini selain harus menghasilkan produk yang mencerminkan nuansa/ciri lokal (Nias) nantinya juga akan tetap mengutamakan penggunaan kandungan/bahan lokal.

  1. Industri Makanan

Sangat disadari bahwa faktor makanan atau yang lebih populer disebut sebagai kuliner adalah merupakan kebutuhan pokok para wisatawan yang akan sangat memengaruhi perkembangan pariwisata di mana pun. Wisatawan harus merasa nyaman dan aman atas setiap pilihan makanan yang tersedia. Karena itu, para pelaku usaha seperti pengusaha restoran dan rumah makan haruslah kreatif dalam menyiapkan menu makanan yang selain halal (untuk kalangan tertentu), bersih, higienis dan murah, juga harus mudah untuk diperoleh. Tentunya menonjolkan ciri khas makanan lokal adalah hal yang tidak kalah pentingnya, karena dewasa ini kuliner telah menjadi daya tarik wisata  tersendiri.

  1. Industri Perhotelan

Tempat tinggal/hunian adalah kebutuhan pokok yang kedua setelah makanan. Kita sadar bahwa untuk membangun hunian berupa hotel berbintang butuh investasi yang sangat besar. Namun hal tersebut bukanlah mustahil terwujud bilamana investor melihat potensi wisata yang sangat menjanjikan.

Karena itu, untuk tahap awal kita mungkin bisa lebih fokus dalam menyiapkan hunian yang sederhana, tetapi bersih, nyaman, aman, dan murah dengan tetap memperhatikan ketersediaan fasilitas dasar, seperti penyejuk ruangan, pemanas air, jaringan saluran komunikasi, televisi, dan jaringan internet.

  1. Industri transportasi lokal

Agar wisatawan dapat memanfaatkan waktu kunjungannya secara lebih efektif dan efisien, ketersediaan transportasi lokal memegang peran penting. Karena itu para pelaku usaha transportasi baik darat maupun laut harus mampu menyediakan sarana transportasi yang nyaman, harga terjangkau, tepat waktu, terjadwal dengan baik serta dalam jumlah yang cukup.

Para pelaku usaha transportasi harus dapat meyakinkan wisatawan bahwa mereka akan mendapatkan sarana trasportasi seperti yang dijanjikan dan akan berangkat serta tiba di tempat tujuan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.

Pelaku usaha tentunya hanya akan tertarik berinvestasi dalam mengembangkan industri transporatsi lokal ini bilamana melihat adanya keseriusan dan tindakan nyata pemerintah khususnya pemerintah daerah dalam memajukan ekonomi khususnya pariwisata yang salah satunya melalui pembangunan infrastruktur berupa jalan raya yang baik. Sebab, sarana transportasi dan infrastruktur berupa jalan raya adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan (saling mendukung).

Untuk itu kehadiran Trans-Nias dengan subtrans-nya menjadi prasyarat utama bilamana kita ingin melihat pariwisata Nias Raya yang maju dan mendunia.

 

Sebagaimana tulisan kami terdahulu tentang Trans Nias Untuk  Nias Raya, maka demikian juga halnya dengan apa yang kami paparkan pada kesempatan ini, lebih kepada upaya membuka sebuah wacana tentang pembangunan industri pariwisata Nias Raya yang terintegrasi menjadi satu kesatuan yang utuh, sehingga dibutuhkan diskusi dan analisis lebih mendalam guna menghasilkan sebuah perencanaan yang lebih komprehensif. Kami yakin bahwa kita masih memiliki kesempatan yang cukup untuk mengembangkan pariwisata kita menjadi sebuah industri yang pada akhirnya diharapkan mampu berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kepulauan Nias.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.