Gereja Angowuloa Fa’awösa Khö Yesu (AFY) atau Himpunan Persekutuan dalam Yesus salah satu denominasi di Kabupaten Nias sudah berdiri sejak 90 tahun yang lalu yang diinisiasi oleh Thomas Lömbu. Kini jumlah warga jemaat gereja ini mencapai 46.328 jiwa yang tersebar di Pulau Nias, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan. Alamat sekretariat Desa Hilibadalu Km. 31,7, Kecamatan Sogae’adu, Kabupaten Nias, Provinsi Sumatera Utara.
Seperti diketahui, gereja ini baru saja melakukan sidang sinode dan telah menetapkan pengurus BPHMS periode 2015-2020. Berikut ini, catatan perjalanan AFY yang dihimpun dari berbagai sumber.
9 November 1925
AFY berdiri yang dipelopori oleh Thomas Lömbu alias Ama Woakhi Lömbu, seorang kaum awam yang telah mengalami pertobatan dan lahir baru pada masa gerakan pertobatan massal yang pernah berlangsung di Nias pada tahun 1916.
Thomas bekerja sebagai mandur jalan pada pemerintahan Belanda yang berkuasa di Nias pada waktu itu. Ia dibaptis pada tanggal 25 Desember 1921 oleh seorang missionaris dari lembaga Misi Zending (RMG) bertempat di gereja Misi Zending Sogae’adu. Setelah bertobat, ia menjadi murid Zending pada 1922.
Pada perjalanan pulang dari pekerjaannya mengalami pengalaman spiritual secara pribadi. Yang menjadi tanda panggilan khusus dan mengambil keputusan untuk melayani pekerjaan Tuhan.
Pengalaman khusus itu justru menjadi cikal-bakal bagi Thomas Lömbu mendirikan persekutuan gereja. Pada awal permulaannya gereja AFY hanya berbentuk persekutuan-persekutuan doa yang langsung dipimpin beliau bersama dengan teman-temannya. Selanjutnya menetapkan nama persekutuan doa itu “Persekutuan Doa Fa’awõsa”.
Untuk memperkuat persekutuan itu, mereka melayani dan memberitakan Injil di kampung-kampung yang belum dijangkau oleh para misionaris Zending dan mendirikan tempat ibadah berupa pos dan berhasil menggabungkan 10 kampung.
1930-1933
AFY mulai menghadapi tantangan dan penolakan dari pihak misionaris Zending, hingga persoalan ini diperhadapkan secara hukum kepada Asisten Residen van Nias pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Kemelut ini berlangsung hingga tahun 1933.
18 Agustus 1933
Setelah melewati berbagai rintangan, pada 18 Agustus 1933, Asisten Residen van Nias mengeluarkan keputusan bahwa persekutuan doa “Fa’awõsa” yang dipimpin oleh Thomas Lömbu dinyatakan resmi berpisah dari Badan Misi Zending dan dapat melanjutkan persekutuan doa “Fa’awõsa”. Artinya persekutan doa’”Fa’awõsa” dan Badan Misi Zending masing-masing melaksanakan pelayanannya sesuai dengan tugas panggilan masing-masing.
Keesokan harinya merupakan sidang pertama memutuskan persekutuan doa “Fa’awõsa” dengan sebutan tetap sebagai “Osali Fa’awõsa” (Persekutuan), dan Thomas Lömbu dipilih menjadi pucuk pimpinan dengan jabatan President. Seiring dengan itu, pos-pos pelayanan yang telah dibentuk di berbagai tempat statusnya menjadi jemaat.
Sambil membenahi organisasi, Thomas mendatangi beberapa pelosok di seluruh wilayah kepulauan Nias serta mendirikan persekutuan jemaat dan gereja, melaksanakan misi pengaderan, meskipun masih dalam bentuk-bentuk sederhana.
1975
Seusai Thomas Lõmbu meninggal pada 1975, AFY melaksanakan Sidang Sinode VIII yang akhirnya nama ‘Fa’awõsa” disempurnakan menjadi Angowuloa Fa’awõsa khõ Yesu atau disingkat AFY.
1996
Pada 1996 AFY diterima menjadi anggota PGI Wilayah Sumatera Utara.
1997
AFY resmi diterima menjadi anggota PGI dengan nomor urut 68.
2015
Jumlah gereja AFY sebanyak 216 unit yang dibagi dalam 23 wilayah resor yang tersebar hampir di seluruh wilayah Kepulauan Nias, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan, dengan jumlah jemaat sebanyak 46.328 jiwa.
Visi dan Misi
Gereja AFY melaksanakan tugas pelayanan di tengah-tengah dunia dengan visi memberitakan Injil dan melayani sesama manusia berdasarkan kasih karunia Allah, Anak-Nya Yesus Kristus dan Roh Kudus. (bandingkan dengan Markus 16:15).
Memuliakan Allah dan melalui pemberitaan Injil manusia berdosa bertobat dan menjadi ahli waris Kerajaan Allah, oleh karena penebusan Yesus Kristus, sesuai dengan rencana Allah sehingga orang percaya beroleh kehidupan yang kekal, dan mereka taat, setia kepada Yesus Kristus. (bandingkan dengan Yohanes 3:16; Matius 10:26-28). Serta membawa perdamaian, sukacita, pemulihan dan penguatan serta keutuhan kepada semua ciptaan Allah di dunia.
Adapun misi, fungsi Apostolat, pemberitaan firman Allah, mengadakan peribadatan, melayani sakramen baptisan kudus dan perjamuan kudus dan upacara gerejawi (Matius 26:26-28; Matius 28:19; Markus 10:13-16).
Fungsi Pastorat, memimpin dan menggembalakan jemaat Tuhan, menyekolahkan, mendidik dan mengadakan katekisasi atau pengajaran Firman Allah serta menahbiskan pelayan-pelayan gereja.
Fungsi Diakonat, menghadirkan rahmat Allah melalui pelayanan sosial dan kepedulian, melalui usaha bagi seluruh umat manusia (Bandingkan dengan Kisah Para Rasul 6:1-4; I Korintus 16:1-4). Meningkatkan dan memelihara tugas oikumnene serta bekerja sama dengan badan gerejawi baik dalam negeri maupun luar negeri serta memelihara hubungan kemitraan dengan pemerintah.
Melaksanakan pendirian badan usaha sosial atau lembaga-lembaga pendidikan atau yayasan untuk mewujudkan tugas-tugas pelayanan gereja. Membimbing anggota jemaatnya menjadi warga negara yang baik dan benar yang bertakqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Bandingkan dengan Roma 13:1-7) menjadi orang Kristen yang membawa perdamaian, sukacita, pemulihan dan penguatan kepada seluruh ciptaan Allah.
[print_circle_slider_plus_lightbox]
Periode Kepemimpinan
1. Thomas Lömbu (1925-1938), sejak resmi menjadi lembaga gereja pada tahun 1933, kepemimpinan organisasi gereja AFY disebut Pengurus Pusat dengan pimpinan tertingginya diberi jabatan sebagai Presiden.
2. Samueli Lömbu (1938-1943), kepemimpinan organisasi gereja AFY di sebut Pengurus Pusat dengan pimpinan tertingginya diberi jabatan sebagai Ketua.
3. Badurani Zandroto (1943-1969), kepemimpinan organisasi gereja AFY disebut Pengurus Pusat dengan pimpinan tertingginya diberi jabatan sebagai Ketua.
4. Tehezaro Lömbu (1969-1971), kepemimpinan organisasi gereja AFY disebut Pucuk Pimpinan dengan Pimpinan tertinggi diberi jabatan Ketua.
5. Talini Zai (1971-1975), kepemimpinan organisasi gereja AFY disebut Pucuk Pimpinan dengan Pimpinan tertinggi diberi jabatan sebagai Ketua.
6. Pdt. Fulia’aro Halawa (1975-2001), kepemimpinan gereja AFY disebut Pengurus Besar Pusat, BPH, BPHMS-AFY dengan pimpinan tertinggi diberi jabatan sebagai Ketua/eporus.
7. Pdt. Sabanudin Waruwu, S.Th (2001-2010), kepemimpinan gereja AFY disebut BPHMS-AFY dengan pimpinan tertinggi diberi jabatan sebagai Eporus.
8. Pdt. Yufial Zebua, S.Th (2010-2015), kepemimpinan gereja AFY disebut BPHMS-AFY dengan pimpinan tertinggi diberi jabatan Eporus.
9. Pdt. Soziduhu Lömbu, M.Pd, eporus terpilih pada Sindang Sinode XVI AFY Sabtu (7/11/2015) di gedung gereja AFY Tetehösi Amandaya untuk periode 2015-2020.