GUNUNGSITOLI, KABAR NIAS — Menghadapi tahun Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) disarankan seorang yang sudah tamat sarjana tidak hanya berpikir mencari kerja atau hanya bercita-cita menjadi pegawai negeri sipil (PNS), tetapi saatnya berpikir membuka lapangan pekerjaan walau skala kecil.
Hal ini dikemukakan sejumlah pembicara pada Sidang Terbuka Senat Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pembangunan Nasional Nias (STIE Pembnas Nias) pada pelaksanaan pengukuhan wisuda 314 mahasiswa, Sabtu (30/1/2016), di Auditorium STT Sunderman BNKP Gunungsitoli.
Ketua STIE Pembnas Nias Fatolosa Hulu mengatakan, pelaksanaan wisuda merupakan momentum penting dan bermakna bagi setiap mahasiswa, yakni menandai berakhirnya tugas kampus mengantarkan seseorang menjadi sarjana yang selanjutnya menghadapi dunia nyata yang berkompetisi sehat.
“Mahasiswa yang diwisuda mesti mengimplementasikan sikap spritualitas, intelektual, emosional dan kehidupan sosial. Jangan hanya mencari kerja, apalagi menginginkan menjadi PNS, tetapi harus menjadi konseptor yang membuka lapangan pekerjaan,” ujar Fatolosa.
“Menghadapi MEA, mahasiswa yang baru saja diwisuda, harus memiliki skill dan mampu berkompetisi. Tidak menambah masalah baru melainkan mencari solusi untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Pulau Nias. Potensi yang dapat dikembangkan begitu banyak. Oleh karena itu, tindakan baik dan buruk akan selalu berdampak pada almamater STIE Pembnas Nias,” tambah Fatolosa.
STIE mewisuda 314 orang yang terbagi dalam tamatan sarjana satu sebanyak 272 orang, Diploma Akuntansi sebanyak 37 orang, dan Diploma Perusahaan sebanyak 5 orang. Mahasiswa yang memiliki indeks prestasi tertinggi (IPK) di program manajemen S-1 Daniel Gea dengan IKP 3,68. Di jurusan D-3 Akuntasi Libertina Zendratö IPK 3,57, dan D-3 Perusahaan Yustinus Y. Halawa dengan IPK 3,28.
“Mendapatkan gelar dan nilai yang tinggi bukanlah itu yang ditunggu masyarakat melainkan tindakan nyata dan cara berpikir menghadapi masalah,” ujar Fatolosa.
Wali Kota Gunungsitoli terpilih, Lakhömizaro Zebua, saat menyampaikan kata sambutan, menyatakan, STIE telah banyak berkontribusi meningkatkan sumber daya manusia di bidang pendidikan. Namun, bagi pemuda di Pulau Nias menjadi PNS masih primadona. Padahal, jika ilmu yang sudah dipelajari selama lima tahun dapat dikembangkan, menjadi wiraswasta lebih baik dan mempercepat proses pembangunan.
“Jika kami sudah dilantik nantinya, kami segera menyesuaikan gelar PNS di Kota Gunungsitoli yang sudah menamatkan diri di STIE Pembnas Nias. Apalagi sudah terakreditasi B,” ujar Lakhömizaro kepada Kabar Nias seusai acara wisuda.
Walau program studi manajemen telah terakreditasi B, tetapi baiknya pimpinan baru yang segera dilantik dapat bekerja sama mendesak Menteri Riset dan Teknologi dan Presiden RI mengeluarkan moratorium adanya universitas negeri di Nias. “Melalui pendidikan kehidupan masyarakat semakin sejahtera. Baiknya universitas negeri segera disahkan,” kata Lakhömizaro. (Baca Juga: Kini Prodi Manajemen S-1 STIE Pembnas Nias Terakreditasi B)
Tingkatkan Kualitas Dosen
Ketua Yayasan Firman Yanus Larosa mengatakan pihaknya menghadapi MEA akan terus meningkatkan kualitas dosen, pembenahan sarana prasarana dan pembentukan tim akreditasi semua jurusan IKIP dan STIE. Bagi alumni yang baru diwisuda harus menjadi wiraswasta yang berintegrasi dan tidak hanya menjadi beban pemerintah daerah untuk membuka lowongan pekerjaan.
Daniel yang mewakili wisudawan mengimbau agar para wisudawan tidak puas apa yang sudah dicapai saat ini di mana realita sesungguhnya tengah menunggu. “Di atas langit masih ada langit. Mari kita tunjukkan kemampuan kita,” ujarnya.
Hadir dalam acara wisuda tersebut Bupati Nias Sökhi’atulö Laoli. [knc02w]