Home Kanal Hindari Perpecahan, Toleransi Terus Dijaga

Hindari Perpecahan, Toleransi Terus Dijaga

0
Hindari Perpecahan, Toleransi Terus Dijaga
Pengurus FKUB di wilayah hukum Polres Nias. Foto dokumen Humas Polres Nias.

GUNUNGSITOLI, KABAR NIAS – Guna mengantisipasi terjadinya konflik antarumat beragama di Nias, semua tokoh agama mesti saling berbagi, berkomunikasi secara rutin. Selain itu, tokoh agama juga bersepakat tetap menjaga kerukunan serta diimbau untuk terus mewaspadai berbagai ancaman perpecahan yang diembuskan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Demikian benang merah pertemuan Kapolres Nias AKBP Yofie Girianto Putro antara dan tokoh-tokoh semua agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di wilayah hukum Polres Nias, di aula Polres Nias, Kota Gunungsitoli, Rabu (29/7/2015).

”Saya berharap, melalui kesempatan ini, kita bisa saling berbagi sehingga kejadian di Tolikara tidak terjadi di wilayah hukum Polres Nias,” kata Yofie mengawali pembicaraan.

Untuk mencegah terjadinya konflik antarumat beragama, menurut Yofie, melalui FKUB kiranya saling memberikan pemahaman kepada umat betapa penting artinya membangun dan mempertahankan toleransi itu.

Dandim 0213 Nias Letkol Inf Luhut B Sidabariba, yang hadir dalam acara tersebut, menyebutkan, saat ini ada pihak-pihak tertentu yang ingin merongrong kedamaian di Indonesia dengan maksud-maksud tertentu.

“Ada yang ingin Indonesia pecah. Cara pencegahannya hanya dengan saling memahami dan saling memberi ruang toleransi,” ujar Luhut.

Menanggapi hal itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Gunungsitoli Ustaz Abdul Hadi menjamin bahwa di Pulau Nias tidak akan terjadi kerusuhan antarumat beragama, seperti yang terjadi di Tolikara, Papua. “Sejak dulu di Nias diikat dengan kekerabatan. Kerukunan antarumat beragama solid. Walaupun demikian, rapat koordinasi seperti ini sangat diperlukan untuk saling mengingatkan,” kata Hadi.

Perwakilan FKUB Nias Utara, Emmanuel Hia, menyampaikan bahwa situasi politik saat ini menjelang pilkada hendaknya jangan sampai membawa nama agama demi tercapainya kepentingan politik pihak-pihak tertentu. “Karena hal seperti itu bisa memicu konflik serta yang menjadi korban nantinya adalah rakyat sendiri,” ujarnya.

Baca juga:  Gereja Didorong untuk Peduli Anak

Pdt. Nelson Godlieb dari FKUB Kota Gunungsitoli menyampaikan, keamanan dan kenyamanan yang sudah terjalin di Nias saat ini jangan sampai membuat semua pihak terlena, pengaruh pihak luar bisa mengganggu kedamaian yang ada. Ia mencontohkan Ambon, dulunya begitu damai dan hancur karena konflik yang konon diricuhkan oleh pihak ketiga.

Media Sosial

Pdt. Terifosa Ndruru, mewakili BPH ONKP, mengatakan, pengaruh media sosial harus diwaspadai karena sangat memengaruhi pola pikir masyarakat. Tulisan di status di Facebook terkadang membuat suasana menjadi kurang nyaman dan berharap bahwa kerukunan yang telah terjadi bukan hanya karena berdasarkan kekerabatan dan persaudaraan, melainkan semua orang yang ada di Nias ini adalah bersaudara.

Sementara itu, Kepala Kantor Kesbangpol Kabupaten Nias Samson Zai menyampaikan 3 hal untuk mengantisipasi terjadinya konflik, yakni pertemuan berkala antarpara pemuka agama, identifikasi peta kerawanan, dan izin mendirikan rumah ibadah yang sudah ada agar segera diurus. [knc02w]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.