GIDÖ, KABAR NIAS — Umur sungguh tidak bisa diprediksi. Pada saatnya, jiwa kelak berpisah dari raga, bahkan tanpa diduga sama sekali. Sebuah keniscayaan. Keluarga yang ditinggalkan dan KPU Nias berkabung karena salah seorang komisionernya, Angenanö Ndraha (47), meninggal mendadak akibat menderita tekanan darah tinggi, Rabu (7/6/2017) pukul 17.00.
“Saat saya sampai di RSUD Gunungsitoli, tekanan darah Pak Angenanö hingga angka 200 dan suhu badan hingga 39 derajat celsius,” kata Abineri Gulö, Ketua KPU Nias, saat menyampaikan ucapan belasungkawa di rumah duka.
Dari informasi yang didapatkan Kabar Nias, setelah berkeliling sekolah milik Yayasan Nupela yang didirikannya, almarhum terjatuh saat hendak masuk ke rumahnya. Saat itu ia sedang menerima tamu dari Medan yang berkunjung ke sekolah Yayasan Nupela.
“Masih di halaman rumah, ia jatuh dan sempat muntah-muntah. Setelah jatuh itu, Pak Angenanö langsung dibawa ke RSUD Gunungsitoli,” kata salah satu pegawai Yayasan Nupela.
Akan tetapi, atas kehendak ilahi, nyawa Angenanö tak tertolong. Ia mengembuskan napas terakhirnya pada pukul 17.00. Jenazah pun tiba di rumah duka sekitar pukul 20.00.
Almarhum meninggalkan seorang istri dan empat anak. Menurut rencana, pihak keluarga akan menguburkan jasad almarhum pada Sabtu (10/6/2017) dan diberangkatkan dari rumah duka di kediamannya di Desa Lölözasai.
Sehat Bugar
Diceritakan Abineri, pada pagi hari Rabu, Angenanö sempat mengikuti rapat rutin di Kantor KPU Nias. “Ia terlihat segar dan ceria saja. Tidak ada tanda-tanda sakit. Ia juga tidak mengeluh apa-apa,” kata Abineri.
Saat rapat, kata Abineri, almarhum mengirim pesan singkat agar diberi izin meninggalkan rapat berhubung dirinya harus melayani tamu dari Medan yang meninjau sekolah. “Saat itu saya respons dan sempat mengusulkan jika bisa agar didelegasikan. Akan tetapi, karena cukup penting, kata almarhum, akhirnya Pak Angenanö meninggalkan rapat,” kata Abineri.
Abineri, mewakili keluarga KPU Nias, menyatakan sangat kehilangan dan meminta keluarga diberi ketabahan.
Pengamatan Kabar Nias, kabar meninggalnya Angenanö yang begitu mendadak membuat masyarakat seakan tidak percaya. Rumah duka sejak sore Rabu sudah dipenuhi warga yang menyampaikan ungkapan berbelasungkawa.
Kepala Desa Lölözasai Odiaman Laoli kepada Kabar Nias mengatakan, Angenanö merupakan sosok atau tokoh yang baik di Kabupaten Nias. Ide-idenya cukup brilian dan selalu memberi solusi dalam setiap masalah yang ada.
Semasa hidup, Angenanö, lewat Yayasan Nupela, menginisiasi pendirian sekolah dari tingkat TK, SD, SMP, hingga SMA. “Pendirian sekolah ini banyak membantu anak didik mengecap pendidikan. Bahkan, yang bersangkutan tengah merencanakan pendirian SMA di Kecamatan Sogae’adu dan Kecamatan Bawölato,” ujar Odiaman.
Waspadai Darah Tinggi
Dari berbagai informasi orang meninggal yang terjadi akhir-akhir ini di Pulau Nias, penyebab kematian akibat tekanan darah tinggi cukup besar. “Data akuratnya tidak punya, akan tetapi banyak sekali yang meninggal akibat darah tinggi,” kata salah seorang petugas kesehatan RSUD Gunungsitoli.
Fotarisman Zaluchu, dosen pengajar Ilmu Perilaku Kesehatan di beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta di Sumatera Utara, di Medan, Jumat malam, mengatakan bahwa darah tinggi itu terjadi karena kolesterol, berat badan berlebih, masukan lemak lebih tinggi.
“Orang Nias itu adalah pekerja keras. Kalau sudah bekerja kadang lupa istirahat. Untuk itu seimbangkan waktu istirahat. Begitu juga para PNS, menurut saya, banyak yang malas gerak. Untuk itu, kita imbau untuk rajinlah melakukan olahraga,” ujarnya kepada Kabar Nias.
Lulusan doktoral dari sebuah universitas di Amsterdam, Belanda, itu juga mengatakan bahwa kebiasaan merokok dan minum alkohol bisa memicu tekanan darah tinggi makin akut.
Ia menyarankan agar siapa pun hendaknya memperhatikan kesehatannya, terutama mengontrol tekanan darah. Ia juga meminta masyarakat untuk rajin berolahraga. “Daging babi itu enak, tetapi jika tidak dibarengi dengan olahraga serta rajin memeriksakan kesehatan, akan sangat berbahaya,” ujarnya.
Intinya, kata Fotarisman, pola hidup sehat mesti kita mulai terapkan di keseharian kita. “Tunggu apalagi, kita mulai dari sekarang.” [knc02w]