BerandaKabar dari NiasKota GunungsitoliPetugas Gabungan Tertibkan 14 Orang di Kota Gunungsitoli

Petugas Gabungan Tertibkan 14 Orang di Kota Gunungsitoli

Menjelang Idul Fitri

GUNUNGSITOLI, KABAR NIAS – Menjelang hari Raya Idul Fitri, Pemerintah Kota Gunungsitoli bekerja sama dengan TNI dan Polres Nias merazia sejumlah tempat hiburan dan penginapan. Pada kegiatan itu, 14 orang yang tidak memiliki kartu identitas dibawa ke Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jalan Supomo, Desa Mudik, Kota Gunungsitoli, Selasa (14/7/2015).

Kepala Satpol PP Ibezaro Zalukhu mengatakan bahwa kegiatan itu merupakan upaya Pemerintah Kota Gunungsitoli memberi kenyamanan bagi masyarakat dan mengurangi gejala maksiat. “Untuk mengantisipasi penyakit masyarakat menjelang Idul Fitri, Pemerintah Kota Gunungsitoli bersama TNI dan Polri merazia seluruh tempat hiburan dan penginapan,” ujarnya.

Dalam penertiban itu, terjaring 9 perempuan, 4 laki-laki, dan 1 waria yang tidak memiliki identitas diri. Lokasi penertiban meliputi sekitar Pasar Ya’ahowu, Oke Pub, Wisma Soliga, dan Hotel Binaka II. “Mereka sebagian berasal dari luar Pulau Nias. Karena tidak memiliki tanda pengenal, kemungkinan keluarga akan dipanggil untuk menjemput,” kata Ibezaro.

Salah seorang perempuan yang ikut terjaring kepada Kabar Nias mengatakan, kedatangannya di Nias untuk mencari pekerjaan. Karena tidak memiliki keahlian tangan, dia memilih bekerja di tempat hiburan malam.

“Aku hanya mengantar botol minuman kalau ada tamu. Sudah lama, tetapi baru kali ini dibawa ke kantor Satpol PP. Aku tidak mengurus KTP karena selama ini aku tidak pernah ditanyai,” ujar perempuan itu yang tidak mau menyebutkan namanya. [knc02w]

Baca juga:  Perawat Tidak Tetap Nias Selatan Tuntut Pembayaran Gaji
RELATED ARTICLES

9 KOMENTAR

  1. judulnya terlalu panjang bro, singkat aja, tapi padat..contoh "Para Wanita Malam Terjaring Operasi Pekat"

  2. kita mengapresiasi tindakkan para petugas di atas yang tegas dan memiliki niat baik.
    pepatah orang tua dulu bilang "aukhu-aukhu dai manu" . apakah seperti itu ?
    hanya di saat ada ritual keagamaan begini anda mau menjadi pahlawan kesiangan, tapi di hari-hari biasa mungkin para petugas itu juga yang mampir dan mencicipi bag surga dunia ?
    tindakkan seperti ini adalah hanya meniru kebiasaan dari daerah lain, saya lihat seperti sekarang di bogor, jakarta. apakah nias tidak berbudaya atau tidak mampu mencipta budaya kondusif untuk masyarakat baik saat ada atau tidak ritual keagamaan atau saat ada peringatan hari-hari besar apa pun ? kalau seperti ini hanya meniru kebiasaan daerah lain yang "aukhu-aukhu dai manu" . semoga ini menjadi PR yang segera dikerjakan oleh kita sehingga nias mampu berdiri di atas budaya nya sendiri. salam ya,ahowu.

    • Saya setuju Bro Yuman. Kegiatan ini tersirat hanya sebatas rutinitas setiap Ramadhan atau menjelang Lebaran tanpa berkelanjutan pada hari-hari biasa. Ya, memang semua digerakkan oleh biaya operasional. Namun, baiknya kegiatan ini harus berdampak aecara berkelanjutan. Bagaimama upaya pencegahannya? Sudah melakukan apa saja untuk pembinaannya? Bukankah ini memang tugas pokok para petugas ketertiban yang dilakukan setiap saat, bukan hanya pas Lebaran saja?

      • ya maksud sy begitu pak apolonius Lase. tapi hal substansi yang saya soroti dan perlu tindak lanjut adalah masyarakat NIAS atau penduduk di PULAU NIAS mampu berdiri di atas budayanya sendiri. kita tunjukkan bahwa NIAS adalah pulau yang berbudaya. masyarakat yang berbudaya, beradab, kaya akan nilai adat istiadat yang harus di lestarikan., budaya ini kian hari kian terkikis oleh pengaruh budaya/kebiasaan dari luar, generasi sekarang yang memandang "kuno' akan budaya nias sehingga meniru kebiasaan dari daerah lain, dll banyak faktor dan penyebabnya.
        intinya, saya menghimbau tokoh agama, adat dan tokoh masyarakat yang lebih berperan aktif mencipta suasana NIas yang bermoral, beradab, berbudaya, aman dan kondusif. semoga media ini menjadi jembatan penghubung aspirasi masyarakat. salam ono niha..QQ

    • betul banget saudara apa yang kamu bilang benar sekali.
      semoga mereka mengerti hal itu
      Yaahowu dari marnihati laia, sekarang berada di pematangsiantar. kalau sampai koran kentar kampus saya selalu ada kabar kita nias … tapi ada kutip nya "hal-hal bodah terjadi"

  3. Panas taik ayam…hanya disaat hari besar razia dilakukan, hari-hari lainnya hanya tutup mulut dan tutup mata
    Semua manusia munafik, seperti tak pernah melakukan perbuatan maksiat itu.

    Anehnya lagi, adanya para penegak hukum melakukan hal itu, dan bermain ditempat itu juga, aparat kepolisian tentara, satpol, dan pejabat lain sering melakukan, tapi kapan bisa mereka terkenak razia juga,? Mereka merencanakan adakan razia, mereka juga yang bocorin razia tersebut

    Apalagi merekalah pemain2nya…
    Jadi, yang berdosa menanggung dosanya sendiri, jadi kenapa harus repot mengurus urusan lain..

  4. Kok wanita yang dijaring? Hal semacam ini tidak dapat diberantas kalau targetnya menjaring wanita. Kalau mau serius, yang ditangkap adalah pria pengunjung. Hayo!

  5. cari sensasi
    knpa tidak memikirkan bgm mna nasib para pengangguran dan mencoba menciptakan lapangan pekerjaan. itu baru instansi yg sukses

LEAVE A REPLY

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments