Home Kanal Literasi Perkamusi Usulkan KBBI Daring Diintegrasikan dengan Bahasa Daerah

Perkamusi Usulkan KBBI Daring Diintegrasikan dengan Bahasa Daerah

0
Perkamusi Usulkan KBBI Daring Diintegrasikan dengan Bahasa Daerah
Hurip Danu Ismadi, Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud. —Foto: Dokumentasi SLI 2018

JAKARTA, KABARNIAS — Untuk menjaga dan melestarikan bahasa daerah yang ada di seluruh Nusantara, dari Aceh hingga Papua, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa perlu mengintegrasikan aplikasi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam jaringan dengan kamus bahasa daerah. Jika ini bisa diwujudkan, bahasa daerah, yang menjadi kekayaan besar bangsa ini, bisa didokumentasikan dengan baik.

Ini adalah salah satu butir dari lima rekomendasi yang disampaikan dalam Sidang Perhimpunan Pekamus Seluruh Indonesia (Perkamusi) pada penutupan Seminar Leksikografi Indonesia (SLI) 2018, Jumat (38/2018). Perkamusi adalah lembaga yang menghimpun para pekamus di seluruh Indonesia yang dibentuk pada 2017.

“Perkamusi merekomendasikan kepada Badan Bahasa agar mengintegrasikan aplikasi KBBI daring dengan berbagai bahasa daerah di seluruh Nusantara,” kata Ketua Perkamusi Deny A Kwary yang didampingi oleh Wakil Ketua Perkamusi Totok Suhardiyanto, anggota Dora Amalia dan Apolonius Lase.

Pengurus Perkamusi (dari kiri) Totok Suhardiyanto (Wakil Ketua), Deny A Kwary (Ketua), Dora Amalia (anggota), dan Apolonius Lase (anggota), saat menyampaikan rekomendasi saat SLI 2018. —Foto: Dokumentasi SLI 2018

Selain itu, Perkamusi juga merekomendasikan bahwa kamus, sebagai hasil karya, perlu memiliki ketentuan hak cipta (creative commons). Kemudian, dibutuhkan peta jalan penelitian, khususnya lima tahun ke depan agar penelitian leksikografi di Indonesia lebih fokus.

“Selain itu, komunikasi antarpekamus perlu ditingkatkan, khususnya dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman pembuatan korpus dan program kamus pada era digital. Untuk sementara, Perkamusi membuat sebuah grup para pekamus di Facebook untuk wahana komunikasi yang bisa diakses di grup Perkamusi,” tambah Deny.

Terkait pengembangan kamus daring, Perkamusi mendorong berbagai bentuk urun daya (crowdsourcing) dari publik.

Hingga saat ini, sejak diluncurkan pada 28 Oktober 2016, KBBI daring telah menerima usulan lema baru dari masyarakat sebanyak 40.998 lema.

Sambut Baik

Merespons usulan Perkamusi, Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hurip Danu Ismadi menyambut baik dan akan segera berkoordinasi di internal Badan Bahasa terkait pengintegrasian KBBI dengan bahasa daerah.

Baca juga:  Strategi Mengembangkan Bahasa Nias pada Era Digital

“Bisa kita bayangkan kekayaan bahasa daerah kita dari seluruh Nusantara, yang sudah terinventarisasi 652 bahasa daerah, diintegrasikan dalam aplikasi KBBI daring, ini rekor dan pencapaian luar biasa. Jika kita bandingkan dengan negara tetangga, kita jauh lebih kaya soal bahasa daerah ini,” ujar Danu.

Danu juga mengusulkan rekomendasi Perkamusi itu untuk dilengkapi dengan pemberian penghargaan kepada para insan yang berjasa di bidang leksikografi.

Seminar Leksikografi Indonesia (SLI) 2018 yang bertajuk “Leksikografi di Era Digital” digelar di Hotel Premiere Santika, Slipi, Jakarta, 1-3 Agustus 2018. SLI kali ini diikuti 32 pemakalah dan 74 peserta.

Saat pembukaan LSI 2018, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Dadang Sunendar mengharapkan leksikograf menjadi profesi pilihan dan juga memiliki jenjang program studi khusus. “Pekerjaan Leksikografi masih belum menjadi suatu profesi yang utuh. Ke depan, apabila banyak pertemuan, seminar-seminar, diskusi kelompok terpumpun, lokakarya, dan lain-lain, gaungnya akan semakin terasa, kita coba usulkan sebagai sebuah profesi yang utuh dan ajek,” kata Dadang Sunendar dalam siaran pers yang dikirim kepada media, Jumat (3/8/2018).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.