GUNUNGSITOLI, KABAR NIAS – Pengurus partai politik harus menjadi contoh dalam masyarakat untuk tidak mengonsumsi narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba) termasuk minuman keras. Semua pihak, termasuk orangtua, harus ikut mengawasi anggota keluarga mereka agar tidak terjerat narkoba.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Gunungsitoli AKBP Faduhusi Zendratö saat menyosialisasikan pencegahan narkoba yang semakin marak di Pulau Nias akhir-akhir ini pada Musyawarah Cabang (Muscab) Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Se-Pulau Nias, Aula Wisma Soliga KM 4 Desa Miga Kota Gunungsitoli, Senin (23/5/2016).
“Data yang ada, anak-anak usia sekolah dasar sudah banyak yang menjadi korban menghirup lem kambing. Orangtua harus ekstra-ketat untuk menjaga serta mengawasi pergaulan anak-anak mereka jangan sampai hancur masa depannya,” kata Faduhusi.
Diakui Faduhusi, penggunaan jenis narkoba berupa sabu-sabu, ganja, ekstasi, sudah merasuki masyarakat di Pulau Nias. Bahkan, saat BNN Kota Gunungsitoli melakukan tes urine terhadap personel TNI Dandim 0213/Nias terdapat beberapa orang yang positif narkoba.
“Saya meminta semua kader dan pengurus Hanura harus bebas dari penggunaan narkoba, termasuk mengonsumsi tuak Nias, tuo nifarö,” katanya.
Faduhusi berkomitmen, pada pemilihan umum legislatif 2019 pihaknya akan turun melakukan pemeriksaan setiap kandidat wakil rakyat. Ia juga menyatakan, kekurangan sumber daya manusia, yaitu personel PNS dan Polri, yang diperbantukan di BNN masih kurang. “Polri minimal 22 orang, yang ada baru 1 orang. Dalam waktu dekat akan ditugaskan 10 orang Brimob dari Poldasu,” ujar mantan Wakil Kapolres Nias itu.
Saat ini, kata Faduhusi negara-negara luar tengah merongrong kedaulatan negara Indonesia dengan cara merusak generasi muda dengan mengirim narkoba. Sebab, jika mereka melawan perang, TNI, dan Polri serta rakyat pasti bersatu padu melawan mereka. “Kalau seluruh generasi muda hancur gara-gara narkoba, lalu siapa nantinya pengganti yang mempertahankan negara Indonesia, jadi bisa mereka (negara lain) menjajah lagi,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Hanura Provinsi Sumatera Utara Julkifli Efendi Siregar mengklaim bahwa semua kadernya di Pulau Nias bebas dari narkoba dan jika terbukti, sanksi yang diberikan dari partai berupa pemecatan.
“Semua kader dan pengurus untuk tidak bersentuhan dengan narkoba. Apalagi DPRD, jika terbukti, sanksinya pemecatan dari partai,” kata Julkifli yang mengaku baru pertama kali datang ke Pulau Nias. [knc02w]