LOTU, KABAR NIAS — Pemberdayaan pelaku usaha perikanan melalui pembuatan perahu motorisasi dan cool box dari serat kaca (fiberglass) di Kabupaten Nias Utara dinilai telah berjalan dengan baik dan sukses. Pelatihan ini merupakan perwujudan dari penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) dan Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Kabupaten Nias Utara dan Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim-Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) yang telah ditandatangani pada 17 Juli 2018.
Bupati Nias Utara M. Ingati Nazara menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan upaya pemerintah daerah di dalam mewujudkan visi-misi pemerintahan 2016-2021, yaitu terwujudnya Nias Utara yang maju, berdaya saing, beriman dan berbudaya. Harapan kita adalah menyiapkan masyarakat pelaku usaha perikanan untuk dapat memanfaatkan potensi dan peluang di dalam suatu bisnis perikanan serta mampu hidup mandiri dan berkelanjutan.
Sementara Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Nias Utara Sabar Jaya Telaumbanua, S.Pi, M.Si mengatakan, pembiayaan pelatihan ini bersumber dari anggaran P-APBD Tahun 2018 yang dilaksanakan selama 30 hari sejak dimulainya pembukaan pelatihan pada 29 November 2018.
Peserta pelatihan 15 orang yang terdiri dari tukang perahu atau nelayan yang ada di Kecamatan Afulu, Lahewa, Lahewa Timur, Sawö, dan Tuhemberua. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi dorongan bagi para pelaku usaha perikanan dalam mengembangkan industri perkapalan atau perahu motor untuk penangkapan ikan. Di Kabupaten Nias Utara untuk teknologi ini belum tersedia baik penyedia (tukang perahu serat kaca) maupun akses sarana pengadaannya.
“Kita harapkan pascapelatihan ini, semua peserta pelatihan dapat secara mandiri membuka lahan usaha baru untuk pembuatan perahu motorisasi dari teknologi fiberglass secara berkelanjutan. Kapal atau perahu motorisasi dari fiberglass memiliki manfaat yang lebih besar bila dibandingkan dengan bahan dari kayu, antara lain kenaikan harga bahan tidak terlalu besar, umur pakai lebih lama, tahan terhadap binatang laut, waktu pembuatan lebih singkat, mudah dibentuk, perawatan selanjutnya mudah dan relatif lebih murah serta konstruksi fiber glass lebih ringan,” kata Sabar Jaya Telaumbanua.
Adapun instruktur yang hadir dari Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim BPPT adalah Ir. Abdul Muis selaku Perekayasa Utama yang sudah sering diundang sebagai instruktur/narasumber baik dari dalam dan luar negeri. Disampaikan Abdul Muis, pelatihan ini merupakan kesempatan emas bagi pelaku usaha perikanan untuk berlatih selama 30 hari ke depan.
“Manfaatkalah peluang dan waktu kesempatan yang telah diberikan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Nias Utara,” ujarnya.