Kota Gunungsitoli Terus Berias Diri, Warga Perlu Jaga

PARIWISATA

0
2251
Tugu Durian yang dibangun oleh Pemerintah Kota Gunungsitoli berlokasi dekat Taman Ya'ahowu. —Foto: Hironimus Dachi

Oleh Apolonius Lase

Hampir dalam waktu bersamaan, Pemerintah Kota Gunungsitoli meluncurkan beberapa ikon di calon ibu Kota Provinsi Kepulauan Nias itu. Setelah memiliki taman kota, Taman Ya’ahowu—yang begitudigrandrungi sebagai tempat hiburan warga—kini sudah ada Tugu Durian, Tugu Peringatan Gempa, dan Tugu Meriam, di lokasi yang tidak terlalu berjauhan. 

Tugu Durian dan Tugu Peringatan Gempa diresmikan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkum HAM) Yasonna Hamonangan Laoli, Kamis, 6 Desember 2018. 

Tugu peringatan gempa dibangun di Jalan Sirao, persis di depan Lapangan Merdeka di area bekas Hotel Wisata, yang rubuh saat gempa besar Magnitudo 8,7 melanda Kepulauan Nias, Rabu, 28 Maret 2005. Tugu ini dilengkapi dengan air mancur dengan lampu berwarna-warni pada malam hari serta di badan tugu ada plakat bertuliskan nama-nama para korban. 

Tugu Peringatan Gempa di Kota Gunungsitoli ramai didatangi masyarakat sekitar Kota Gunungsitoli. —Foto: Kofu Ndruru (via Facebook).

Adapun Tugu Meriam terletak di pertigaan Jalan Karet di Kampung Baru. Pemerintah Kota Gunungsitoli memugar tugu ini dengan membebaskan lahan di sekitar tugu itu. Sekarang tugu meriam bisa dinikmati warga untuk sekadar berfoto ria, swafoto bersama orang-orang tercinta. Meriam di tugu itu adalah salah satu jejak perlawanan terhadap penjajah.

Tugu Durian yang dibangun di pojok Taman Ya’aowu sempat menjadi buah bibir masyarakat, terutama di media sosial. Entah sengaja atau tidak, pada penampakan pertama kepada publik, tugu itu lebih mirip nangka daripada durian.

Penampakan awal Tugu Durian.

Para netizen di media sosial pun sontak ramai. Tak sedikit yang mencibir hingga membuli. Mereka mendesak agar segera diperbaiki. Pemkot Gunungsitoli pun rupanya sangat tanggap. Beberapa hari kemudian, tugu itu diperbarui dengan membuat duri-durinya lebih besar daripada semula sehingga tampak persis seperti durian.

Tugu itu pun dalam waktu singkat menjadi terkenal. Ini namanya blessing in disguise, ada hikmat di balik musibah. Setelah jadi buah bibir, sekarang tugu itu begitu terkenal dan menjadi tempat orang berswafoto.

Menkum HAM Yasonna Hamonangan Laoli mengangkat durian bersama Wali Kota Gunungsitoli Lakhömizaro Zebua bersama para pejabat lainnya saat peresmian Tugu Durian, Kamis, 6 Desember 2018. Foto: Humas Pemkot Gunungsitoli

Bangun dan Percantik Trotoar

Melihat letak ikon-ikon baru ini, Pemerintah Kota Gunungsitoli sepertinya menghendaki para pengunjung yang datang untuk berjalan kaki menyusuri tempat-tempat wisata di Kota Gunungsitoli. Ini artinya, trotoar atau jalur pedestrian menjadi perhatian berikutnya.

Kita berharap Pemkot segera membuat trotoar di Kota Gunungsitoli bisa lebih dipercantik dan diperlebar sehingga bersahabat buat anak-anak, bagi para difabel dan seluruh masyarakat yang ingin menikmati Kota Gunungsitoli. Begitu juga kantong-kantong parkir perlu dirancang sehingga tidak malah merusak keindahan kota.

Baca juga:  Berbagi Kasih Natal di Panti Jompo Bethania BNKP

Kita apresiasi keseriusan Pemerintah Kota Gunungsitoli yang terus mendorong warganya mengelola sampah dengan memberikan surat edaran sesuai Peraturan Daerah Kota Gunungsitoli Nomor 02 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Sampah dan pasal 20 Perda Kota Gunungsitoli Nomor 04 Tahun 2016 tentang Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat.

Jika kota bersih, artinya pengunjung akan nyaman. Perlu diingatkan kepada para pengunjung agar tidak membuang sampah sembarangan. Tempat-tempat wisata ini akan menjadi tetap indah jika sebagai pengunjung kita masing-masing menjaganya.

Bagi yang belum pernah ke Gunungsitoli dan berencana datang, jangan lupa untuk datang dan menikmati tempat-tempat berikut ini di Kota Gunungsitoli.

  • Museum Pusaka Nias di Jalan Yos Sudarso
  • Taman Ya’ahowu
  • Tugu Meriam
  • Tugu Durian
  • Tutu Peringatan Gempa
  • Pantai Laowömaru

Pasar Durian

Dengan hadirnya Tugu Durian, pengunjung tentu bertanya pasar duriannya di mana? Sebenarnya Pemkot juga perlu menyiapkan sebuah tempat yang dibuat khusus untuk menikmati durian. Tidak jauh dari tugu itu ada Pasar Ya’ahowu, warisan BRR dulu. Akan tetapi, sayang sekali, pengelolaannya dinilai sangat kurang. Sekarang malah cenderung kurang terurus. Melihat lokasinya yang strategi, pasar durian dan pusat kuliner lain bisa dipusatkan di Pasar Ya’ahowu itu. 

Tugu Durian yang dibangun oleh Pemerintah Kota Gunungsitoli berlokasi dekat Taman Ya’ahowu. —Foto: Hironimus Dachi


Tugu itu pun dalam waktu cepat menjadi terkenal. Ini namanya blessing in disguise, ada hikmat di balik musibah. Setelah jadi buah bibir, sekarang tugu itu jadi tempat orang berswafoto.

Kabarnya, Pasar Ya’ahowu masih di bawah pengelolaan Kabupaten Nias (induk). Diperlukan sebuah pembicaraan serius soal ini antara Pemkot Gunungsitoli dan Pemkab Nias.

Baik juga usulan yang berkembang di masyarakat bahwa dengan adanya tugu durian ini semoga bisa mendorong terbukanya kebun-kebun durian yang bisa menjadi tempat tujuan wisata baru di Kota Gunungsitoli.

Target 150.000 Wisatawan

Upaya Kota Gunungsitoli dan daerah-daerah lain di Kepulauan Nias perlu terus kita dorong dan kita dukung. Kota Telukdalam juga terus dipercantik. Semua ini untuk menarik wisatawan bisa datang ke Kepulauan Nias karena ada daya tarik.

Bukan tidak mungkin target Kepulauan Nias mendatangkan 150.000 wisatawan pada 2019 bisa tercapai. Ada beberapa acara pariwisata yang perlu terus dibenahi di Kepulauan Nias. 

  • Festival Ya’ahowu Nias 2019
  • Nias Pro
  • Nias Sail 2019

Selamat datang di Kota Gunungsitoli. Silakan menikmati duren khas Nias yang rasanya tidak ada duanya.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.