Category: Budaya

  • So Lau Balönia

    So Lau Balönia

    Oya geu soŵua ba kabu Nama Zami. Itaria i’amaŵa mbua ba kade. So fasafiku, fadua fiku. Oya nitemania a’na’a sa’ae. Andrö i’öli na danömö mbö’önia, itatanö na. Ŵa’omasinia ŵondrorogö kabu andrö khönia. Samuza maökhö, ba möi ia ba kabu, maneteu mbua magi ena’ö. Ba no latagö mbua zi sageu, arakha ahori. Ba ifatenge nakhinia ba ŵangalui…

  • Menjaga Tradisi Tutur Cerita-cerita Rakyat Nias

    Menjaga Tradisi Tutur Cerita-cerita Rakyat Nias

    Sampai sekarang ini, saya tak pernah melupakan beberapa cerita rakyat Nias yang sering diceritakan orangtua saat saya masih kecil dulu. Beberapa kisah cerita rakyat Nias yang masih saya ingat, misalnya tentang “Latitia Sorömi” dan “Göndru Sawai Ana’a” yang berkisah tentang dua anak laki-laki yang mempunyai kekuatan luar biasa. Namun, keduanya saling berkelahi satu sama lain. Demi…

  • Mamözi Aramba, Faritia, dan Göndra

    Mamözi Aramba, Faritia, dan Göndra

    Mamӧzi aramba adalah kegiatan memainkan seperangkat alat musik aramba yang menandakan bahwa sedang digelarnya sebuah pesta di tempat tersebut. Pesta itu bisa berupa owasa ataupun fangowalu (pesta perkawinan). Kegiatan musikal ini menjadi salah satu tradisi dalam kebudayaan Nias yang eksis sampai saat ini walaupun perlahan-lahan mulai berkurang. Umumnya, pemukul aramba (samӧzi aramba) berasal dari masyarakat umum,…

  • Filosofi dalam Peribahasa “Bila-bila Gafi Manu”

    Filosofi dalam Peribahasa “Bila-bila Gafi Manu”

    Oleh Martianus Zega Kekeluargaan di Nias ibarat bulu-bulu pada sayap unggas, yang terlihat bengkok ketika bertengger, tetapi terlihat lurus ketika terbang. Pernahkah Anda mendengar ungkapan peribahasa Nias, Bila-bila gafi manu zi fatalifusö, abila na manuge ba adölö sa na mohombo. Bagi saya, ini filosofi yang unik. Mungkin saja ada peribahasa serupa dalam kultur lain, tetapi…

  • Fondrahi, Instrumen Musik Magis Masyarakat Nias Tempo Dulu

    Fondrahi, Instrumen Musik Magis Masyarakat Nias Tempo Dulu

    Fondrahi adalah instrumen musik membranofon, sejenis tambur yang dikenal hampir di seluruh Pulau Nias. Dulunya fondrahi dianggap memiliki nilai magis dan digunakan oleh ere untuk mengiringi pembacaan mantra permohonan, dan puji-pujian kepada dewa yang diucapkan dalam bentuk syair-syair kuno (hoho). Pada saat agama Kristen mulai masuk di Nias, para misionaris melarang pemakaian fondrahi karena dianggap berhubungan…

  • Laoŵömaru

    Laoŵömaru

    So föna niha sabölö sibai, so’öba lawa’ö, Laoŵömaru döinia. Lamane ŵanutunö ya’ia: Mo’ono Zirao, siwa nononia matua. Samösa Lahari. Mangoŵalu Lahari andrö, Iŵaŵotonasi döi wo’omonia. Mo’ono da’ö, ono so’öba moroi ba dalu ninania, ya’ia Laoŵömaru. Ebua ia, ba mangoŵalu. Sihoi ŵo’omonia. Ba samakao niha Laoŵömaru ba tebai lalawa ia. Anau sibai mbunia, lö mutöŵö, ba…

  • Nias di tahun 1932 – Clip #: AD-130-3

    Nias di tahun 1932 – Clip #: AD-130-3

    Klip pendek berdurasi 2:30 menit ini adalah karya André de la Varre (1904-1987), seorang pembuat film terkemuka. Dia mengunjungi Sumatra pada tahun 1932 dan sempat berkunjung ke Nias. Di Nias, André mengabadikan atraksi Fahombo Batu, Maluaya dan Famanu-manu dibeberapa kampung seperti Bawömataluo dan Orahili. André de la Varre memulai karirnya pada tahun 1919, di umur…

  • Nias di tahun 1932 – Clip #: AD-130-2

    Nias di tahun 1932 – Clip #: AD-130-2

    Klip pendek berdurasi 3:27 menit ini adalah karya André de la Varre (1904-1987), seorang pembuat film terkemuka. Dia mengunjungi Sumatra pada tahun 1932 dan sempat berkunjung ke Nias. Di Nias, André mengabadikan atraksi Fahombo Batu, Maluaya dan Famanu-manu dibeberapa kampung seperti Bawömataluo dan Orahili. André de la Varre memulai karirnya pada tahun 1919, di umur…

  • Orang Nias Pantang Memberi dengan Jumlah Tiga

    Oleh Apolonius Lase Dari banyak kebiasaan yang dijumpai di pulau paling Barat Indonesia itu, ada satu hal yang unik yang perlu kita ketahui, yakni pantangan memberi dengan nominal tiga. Orang Nias atau Ono Niha memiliki kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun untuk tidak memberi sesuatu kepada orang lain dengan jumlah tiga. Barangkali kedengarannya aneh. Akan tetapi, itulah fakta…

  • Ketika Budaya Nias dan Belgia Dipersatukan

    Ketika Budaya Nias dan Belgia Dipersatukan

    Cinta itu buta, cinta itu indah. Ibarat kisah romantis karya fiksi, dua insan beda negara, beda budaya, dan latar belakang bersatu dalam sebuah pernikahan kudus. Perbedaan justru dipandang sebagai anugerah. Bukankah cinta mengalahkan segalanya? Ah, mungkin kata-kata ini terkesan klise, gombal, lebay, atau sekadar mencari sensasi bagi sebagian orang. Namun, tidak bagi dua orang yang…