BAWÖLATO, KABAR NIAS – Pemerintah Kabupaten Nias memerintahkan kepada Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) untuk menyerahkan bantuan kepada 290 keluarga di Kecamatan Bawölato, Kabupaten Nias, yang menjadi korban banjir Minggu (13/9/2015). Semua korban berdomisili di dua desa, yakni di Desa Lagasi Mahe dan Si’öfa Ewali.
“Saya sudah perintahkan seluruh jajaran SKPD, terutama BPBD, segera memberi bantuan responsif sesuai aturan. Saya segera menuju lokasi seusai melayat di Lölözasai,” ujar Sökhi’atulö kepada Kabar Nias lewat telepon seluler.
Sejauh ini belum ada korban jiwa dari bencana banjir. Akan tetapi, dipastikan warga kesulitan mendapat air besih.
Di lokasi banjir, Sekretaris Camat Bawölato Törözisökhi Ndruru mengatakan, korban yang terkena dampak banjir Sungai Mola sebanyak 290 keluarga, yakni di Desa Lagasi Mahe sebanyak 40 keluarga dan Desa Si’öfa’ewali 250 keluarga.
“Luapan banjir Idano Mola mulai naik sekitar pukul 05.00 subuh dan hingga pukul 10.00 WIB ketinggian banjir di rumah warga mencapi 1 meter. Di dua desa korban dampak banjir sebanyak 290 keluarga. Tidak perlu dievakuasi berhubung banjir mulai surut dan cuaca tampak cerah,” ujar Törözisökhi. (Baca Desa lagasi Mahe dan Si’ofaewali Terendam banjir).
Menurut Törözisökhi, peristiwa banjir ini telah dilaporkan kepada pihak BPBD Kabupaten Nias untuk mendapat perhatian. Warga mengalami kerugian berupa kehilangan peralatan dapur kaerna hanyut terbawa arus banjir dan beras yang terendam air.
Warga sekitar, Zalome Zai, mengatakan, dengan luapan banjir setinggi 1 meter, sejak pagi hingga siang mereka belum dapat memasak dan mandi. “Kami kesulitan memasak, air bersih juga tidak dapat. Sumur terendam banjir. Dapur masih digenangi air,” ujarnya.
Warga lainnya, Aman Lawölö, mengatakan, Sungai Mola pernah dinormalisasi tahun 2011 yang lalu, tetapi kini mulai rusak lagi akibat beberapa jam hujan deras melanda daerahnya. Sungai Mola hulunya dari Kecamatan Gomo, Kabupaten Nias Selatan, dan bermuara di Desa Tagaule, Kecamatan Bawölato, Kabupaten Nias.
Diusulkan Aman, untuk mencegah terjadinya banjir di daerahnya, baiknya pemerintah daerah kembali mengaggarkan biaya pembersihan dan normalisasi Sungai Mola dan jika perlu di Desa Si’öfa’ewali juga dilakukan sodetan atau pelurusan sungai sekitar 1 kilometer.
“Kalau Normalisasi dilakukan di Desa Si’öfa’ewali lagi, kira-kira sejauh 1 kilometer, baniir tidak melanda kami lagi. Semoga tahun depan diprioritaskan,” ujar Aman. [knc02w]