JAKARTA, KABAR NIAS — Ketua DPRD Nias Barat Nitema Gulö, ketika bertemu dengan Kabar Nias di Jakarta, baru-baru ini, mengaku akan mendorong segera dibentuk peraturan daerah tentang penamaan jalan, termasuk desa.
“Saya heran, mengapa kok nama-nama desa di Nias Barat sudah mulai menggunakan bahasa Indonesia, misalnya Hili Serangkai, Gunung Tua, terus ada Gunung Baru. Seyogianya kita harus mempertahankan ciri khas lokal kita tetap menggunakan nama-nama dengan bahasa daerah kita, yaitu bahasa Nias,” kata mantan dosen di Universitas Santo Thomas, Medan, ini saat bertemu Kabar Nias, Minggu (28/6/2015), di bilangan Cikini, Jakarta Pusat.
Nitema berjanji dirinya bersama teman-temannya di DPRD Nias Barat, mumpung akan membahas rancangan perda ini, akan berusaha menata kembali nama-nama jalan, nama kampung, serta nama-nama desa.
“Huruf o dan huruf ö dalam bahasa Nias sangat berbeda artinya. Ambil contoh kata ‘gulo’ artinya gula, sementara ‘gulö berarti ular. Dulu memang penulisan gulö sering ditulis gulo karena alasan kesulitan membuat o pakai tilda itu. Akan tetapi, dengan kemajuan teknologi itu tidak jadi halangan lagi,” kata lulusan Magister Jurusan Pertanian Institut Pertanian Bogor itu.
Menurut Nitema, dari 36 rancangan perda yang sudah masuk dalam program legislasi Kabupaten Nias Barat, 9 sedang dibahas, dan 1 lagi akan segera diserahkan oleh pemerintah daerah untuk dibahas.
“Saya dan teman-teman anggota DPRD lainnya berkomitmen akan mencoba mengubah wajah DPRD Nias Barat. Memang tidak mudah, sebab ada saja orang yang memiliki perbedaan visi serta berusaha memperjuangkan kepentingan sendiri atau golongan. Kami berusaha bisa menghasilkan berbagai perda yang sudah masuk proggram legislasi. Dua perda, yaitu soal penamaan nama jalan dan desa serta ranperda pemilihan kepala desa, akan segera dibahas bersama pemerintah pada Agustus ini,” ujar dua anak ini dan pernah bekerja sebagai penasihat bidang pertanian di UNDP serta juga pernah menekuni profesi sebagai agen sebuah perusahan asuransi ternama.
Nitema berada di Jakarta, 29 Juni 2015, bersama Ketua DPC Demokrat Nias Barat Adrianus Aroziduhu Gulö untuk mendatangi kantor DPP Partai Demokrat dalam rangka penentuan calon dari Demokrat untuk mengikuti Pilkada 2015.
Ide Bpk Ir. Nitema Gulö, M.Si sangat tepat, perlu didukung.
Pemberian nama Jalan, Gedung atau pun suatu perkampungan di Pulau Nias dan Nias Barat harus berorientasi pada keluhuran "local genius' orang Nias. Artinya pemberian nama tersebut tersandung sebagai "kesejarahan" Ono Niha. Dengan demikian, nama tersebut nantinya akan dikenang sebagai sarana edukatif oleh generasi yang akan datang.
Orang Nias dikenal dengan tradisi Megalitiknya dengan segala legitimasi yang terkandung di dalamnya. Maka pemberian nama tersebut sebagai salah satu Perda harus melibatkan berbagai komponen masyarakat Nias.
Dengan menghadirkan para tokoh-tokoh Nias Barat, maka akan terbentuk solidaritas kerakyatan. Selanjutnya solidaritas itu akan dikenang sebagai rujukan "pesta kerakyatan" di masa depan. Sehingga kekerabatan yang selama ini hampir dilupakan oleh kolektifa Ono Niha dapat termediasi melalui rancangan mulia itu.
Oleh karena itu, tunggu apa lagi!!!
Kita dukung!!!