Christian Zebua: Masa Depan Nias Ada di Tangan Kaum Milineal

PERTEMUAN DAN SOSIALISASI

0
326

KABAR NIAS, JAKARTA — Masa depan Kepulauan Nias ada di tangan para kaum milineal yang kini sedang menimba ilmu di perguruan tinggi di seluruh Nusantara bahkan di seluruh dunia. Untuk itu, kaum milineal Nias tidak boleh lengah, harus terus mempersiapkan diri dengan memperhatikan beberapa hal, yakni perlu memiliki karakter berbasis takut akan Tuhan, berpengetahuan sehingga bisa unggul dan memenangi kompetisi, serta memiliki tekad dan mental bekerja keras.

Hal itu disampaikan oleh tokoh senior Kepulauan Nias, yang juga mantan Panglima Kodam Cenderawasih/XVII Papua Mayjen TNI (Purn) Drs Christian Zebua, MM (CHZ), saat acara Ibadah dan Tatap Muka  CHZ dengan Masyarakat Kepulauan Nias, di Gedung Joeang 45, Jalan Menteng Raya 31, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (21/12/2018).

“Saya harapkan generasi milineal Nias harus benar-benar memiliki jiwa bersaing yang ekstraordinary. Jangan menjadi yang biasa-biasa saja. Jika biasa-biasa saja, kita akan tertinggal. Kita akan dilindas. Apalagi dunia ini sekarang sudah ramai memperbicangkan Industri 4.0. Semua sekarang sudah harus menggunakan teknologi. Jadi, untuk membangun Nias generasi milineal harus tetap bersemangat serta mempersiapkan diri sebaik-baiknya,” ujarnya.

Kepada generasi muda, CHZ juga bercerita terkait pengalamannya dalam bertugas untuk negara lewat lembaga TNI. Ia pernah ditugaskan untuk menyelesaikan berbagai pertikaian di luar negeri, di Bosnia-Herzegovina, di Rusia, Thailand, dan banyak negara lainnya. Ia juga pernah dipercaya untuk menyelesaikan berbagai konflik di Tanah Air, seperti di Poso, di Sorong, di Papua. Terakhir ia dipercaya menjadi Pangdam Cenderawasih XVII/Papua.

“Semua saya lakukan dengan sebaik-baiknya. Bagi saya, orang Nias harus bisa menunjukkan bahwa dirinya juga bisa melakukan dan mengemban tugas. Kita tidak merasa minder dengan orang lain. Selama itu, kuncinya adalah saya ekstra kerja keras untuk belajar dan juga tetap berserah kepada Tuhan. Jadi, kaum milineal, adik-adik saya, anak-anak kami, bisa melakukan hal yang sama jika punya karakter yang takut akan Tuhan; memiliki pengetahuan yang tidak biasa-biasa saja serta terus bekerja keras,” ujarnya.

Bagi CHZ, saatnya masyarakat Nias harus bersatu, berpegangan tangan untuk membangun Nias. Tidak saatnya lagi untuk saling gontok-gontokkan. Jika begitu, Kepulauan Nias malah semakin tertinggal.

“Nias itu adalah surga kecil di tengah samudra raya. Sebab, Tuhan menciptakan wilayah ini begitu indah. Kita harapkan, di Nias seperti di surga. Kita menarik suasana surga itu turun ke Tanö Niha. Seperti doa kita setiap saat lewat Doa Bapak Kami. Kita imani itu bahwa akan tergenapi di Kepulauan Nias. Damai sejahtera seperti di surga harus kita ciptakan,” ujarnya.

Dalam hal perpolitikan yang akan digelar pada 2019, kaum milineal dan seluruh masyarakat Nias harus turut berpatisipasi. CHZ mengajak masyarakat Nias berpegang pada Firman Tuhan seperti yang dipaparkan dalam Keluargan 18:21.

“Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang.”

Jadi, setidaknya ada empat syarat yang harus kita perhatikan dalam memilih pemimpin kita. Hal itu, menurut CHZ, adalah cakap, takut akan Tuhan, dapat dipercaya, dan benci terhadap suap atau korupsi.

“Lihat rekam jejaknya. Apakah dia cakap dalam berbagai tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadannya? Bagaimana calon itu dengan keluarganya? Bagaimana dia dengan sesama? Apakah bisa dipercaya? apakah masih suka korupsi dan makan uang yang bukan haknya? Itu yang harus kita perhatikan. Referensi ini bisa dipakai oleh para milineal dalam menggunakan haknya memilih calon pemilih di daerah kita,” kata CHZ.

Baca juga:  Partai Hanura Pilih Ketua DPC di Lima Daerah Se-Pulau Nias

Ia juga mengingatkan agar masyarakat Nias jangan hanya karena uang yang tidak seberapa yang diterima lalu salah memilih calon pemimpinnya.

Masukan Tokoh Diaspora

Dalam pertemuan itu, sejumlah tokoh diaspora Kepulauan Nias yang hadir mendoakan dan memberikan masukan kepada CHZ untuk bisa meraih kesuksesan dalam pemilihan anggota DPR RI pada 17 April 2019. CHZ adalah calon dari Partai Nasdem nomor urut 5.

Dr Arkian Zebua, ekonom yang juga dosen di Fakultas Ekonomi UKI, menyarakan agar CHZ memperhatikan betul kebiasaan-kebiasaan sebagian masyarakat pemilih di Kepulauan Nias. “Ada filosofi, i’ila hörö ba ibabaya tanga, artinya masyarakat kita tidak hanya ingin melihat tetapi harus merasakan. Meskipun ini hanya oleh segelintir orang. Selain itu perlu CHZ memperhatikan sel-sel, terutama fabanuasa. Tolong tim sukses harus menyentuh sel-sel ini. Strategi yang lain, jika memungkinkan, sebelum April, mungkin perlu dilakukan survei-survei kecil sehingga bisa mengukur kekuatan kita,” ujar Arkian.

Himpunan Keluarga Tionghoa Nias Jakarta, yang diwakili antara lain oleh Bendris Tazuna dan Wiradama, turut mendoakan CHZ agar sukses bisa membawa aspirasi masyarakat Nias.

Sementara Sinufa Zebua mengusulkan agar segera membentuk tim solid di setiap kabupaten kota di Kepulauan Nias. Ia juga meyakini bahwa CHZ bisa sukses apalagi partai yang mengusungnya, Partai Nasdem, adalah partai yang dikenal tanpa meminta mahar kepada setiap caleg. “Saya amat percaya, jika calegnya tidak membayar mahar, artinya kita pastikan calon tersebut bisa membawa perubahan di Kepulauan Nias. Sinufa menyitir bahwa siapa pun selama ini sulit mencari sosok yang jujur. Jika melihat uang, mata mereka seperti mata maokara!

Tokoh Nias asal Tuhemberua, berdomisili di Ciledug, Ama Wenti Zai, menyampaikan bahwa jika CHZ terpilih dan duduk di Senayan, perjuangan untuk Provinsi Kepulauan Nias akan semakin cepat terwujud. Ia juga meminta agar semua masyarakat Nias, termasuk ormas-ormas agar satu suara dalam mendukung pembentukan Provinsi Kepulauan Nias.

Ketua Umum Komunitas Asbon Natalman Zalukhu menyampaikan aspirasi dari ormas yang dipimpinnya bahwa CHZ adalah sosok yang komunikator, humanis yang rendah hati (low profile), dan sangat aspiratif serta religius. “Bapak Ama Andani adalah teladan kita semua kaum milineal. Jadi, kita harus doakan agar bisa sukses sehingga beliau bisa membawa Nias keluar dari status 3T. Beliau kita tidak ragukan lagi kalau melihat rekam jejaknya,” ujarnya.

Constant Giawa, seniman Nias, mengusulkan agar CHZ mempertimbangkan mengundang para caleg yang lain untuk duduk bersama. “Di tengah krisis orang Nias untuk bersatu, sosok CHZ adalah harapan kami sebagai pemersatu bagi seluruh orang Nias. Dengan pertemuan itu, akan ada kesamaan visi ke depan, bahwa siapa pun yang lolos ke Senayan, perjuangan untuk menjadikan Nias jadi provinsi tetap harus menjadi prioritas perjuangan,” ujar Constant Giawa.

Kepada para milineal diminta untuk membantu CHZ terutama dalam menyosialisasikan lewat media sosial. Dengan demikian, teman-teman, keluarga, orangtua yang ada di Nias atau di seluruh Dapil II Sumut (19 kabupaten/kota) bisa mengenal dan menjatuhkan pilihan kepada CHZ.  “Ayo share di Facebook kita. Tekad kita bulat, Ono Niha Menang! Ono Niha Sanuwu Tanö Niha,” kata Esther Glorian Telaumbanua.

Merespons semua masukan dan doa yang ditujukan kepada dirinya, CHZ menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya. Dia dengan senang hati menerima masukan, baik lewat WA (jika mau bergabung di grup WA bisa mengeklik Grup WA Sahabat CHZ), lewat telepon, atau jalur media sosial. Ia berjanji akan membahas semua masukan dari masyarakat Ono Niha.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.