BELAWAN, KABAR NIAS — Sebanyak 22 nelayan Nias Utara mengikuti Pelatihan Nelayan untuk sertifikasi ahli nautikal kapal penangkap ikan dan ahli teknikal kapal penangkapan ikan (Atkapin) di Kabupaten Nias Utara, Kamis (18/10/2018) di Belawan, Sumatera Utara.
Pelatihan yang berlangsung di Balai Pelatihan Penyuluhan Medan Pusat Pelatihan; Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan berlangsung atas kerja sama Pemerintah Kabupaten Nias Utara dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Dengan pelatihan ini diharapkan nelayan di Nias Utara bisa mengoperasikan kapal-kapal dengan GT yang besar. “Ini sebagai bentuk penyiapan SDM nelayan di Nias Utara ke depan sehingga bisa siap, misalnya ketika ada kapal bantuan untuk nelayan dengan tonase besar, nelayan Nias Utara tidak hanya sebagai awak kapal rendahan, tetapi siap untuk mengerjakannya karena sudah besertifikat,” ujar Kepala Dinas Perikanan Nias Utara Sabar Jaya Telaumbanua yang ikut mendampingi langsung para nelayan.
Sebelum pelatihan, saat penandatanganan MOU kerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bupati Nias Utara M. Ingati Nazara menegaskan bahwa penyelenggaraan inovasi dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kelautan dan perikanan, desain serta rencana program unggulan, penelitian, pengkajian, penerapan dan pengembangan serta pemanfaatan sumber daya kelautan-perikanan, peningkatan kompetensi sumber daya manusia melalui pelatihan dan pendampingan petugas teknis di bidang kelautan dan perikanan dapat terwujud dan terlaksana dengan baik.
Dalam kesempatan itu, Ingati menyinggung soal rencana penyelenggaraan Sail Nias 2019 sebagaimana telah ditetapkan oleh Kementerian Koordinator Kemaritiman.
“Untuk itu dimohon sumbangsih pemikiran dan dukungan program/kegiatan dari pemerintahan pusat dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk ikut serta selama penyelenggaraan Sail Nias tersebut di atas pada tahun yang akan datang,” ujarnya.
Ingati menyampaikan selamat kepada 22 nelayan yang bersertifikat. “Semoga ilmu yang didapat bisa diterapkan dalam aktivitas sehari-hari dan bisa terus diasah sehingga bisa bersaing dengan nelayan dari daerah lain atau negara lain. Apalagi, dalam menghadapi tangan perdagangan bebas yang sudah dimulai,” kata Ingati kepada Kabar Nias.