SAWÖ, KABAR NIAS — Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh pihak Dinas Pariwisata Kabupaten Nias Utara untuk mengelola Pantai Sifahandro—yang lebih dikenal dengan Pantai Berbisik—adalah meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan pada hari biasa. Dengan demikian, para pedagang bisa berjualan pada hari biasa selain hari Minggu.
Obyek wisata yang ada di Desa Sifahandro, Kecamatan Sawö, Kabupaten Nias Utara, sekitar 41 kilometer dari Kota Gunungsitoli itu, menjadi salah satu tempat tujuan wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan, baik lokal maupun dari luar Pulau Nias.
“Sayangnya, tidak tersedia penjual makanan dan minuman di sini. Tadi saya tidak ada persiapan dari rumah. Saya kira, sama dengan hari Minggu, tempat ini menyediakan penjual makanan dan minuman di hari biasa,” ujar Firman Daeli asal Desa Tiga Serangkai, Lahömi, Nias Barat, yang berkunjung di pantai yang ditanami pohon cemara berjejer rapi itu, Kamis (16/7/2015).
Pantai Sifahandro ini dijuluki “Pantai Berbisik” karena pada saat matahari terik, jika diinjak, pasir di pantai ini berbunyi dan diibaratkan seperti suara orang sedang berbisik. Diperkirakan, bunyi itu berasal dari suara benturan antarpasir saat diinjak.
Pengamatan Kabar Nias, Kamis, memang pada hari biasa, pantai ini terlihat sepi. Hanya terlihat beberapa pengunjung yang datang menikmati sejuknya udara di bawah pohon cemara sambil mengabadikan dalam kamera.
Beberapa orang juga terlihat menikmati ombak dengan turun mandi dalam laut dengan kedalaman 60 sentimeter hingga 1 meter.
Menurut Firman, “Tak seorang pun pedagang yang tampak. Semua tenda pedagang tutup. Mungkin karena pengunjung pada hari biasa sepi.”
Pada hari hari Minggu, obyek wisata ini memang ramai dikunjungi wisatawan. Selain makanan seperti ikan bakar, ketupat, gorengan, warung-warung di tempat ini juga menjual minuman ringan.
Jika hendak berkunjung di pantai ini pada hari biasa, sebaiknya mempersiapkan diri dengan membawa makanan dan minuman. “Bisa juga keluar dari lokasi pantai sebentar guna membeli minuman atau makanan di jalan provinsi yang berjarak lebih kurang 500 meter,” ujar salah seorang pengunjung yang merupakan warga setempat.
Pengunjung lainnya, Esra Zega, warga Kabupaten Nias Utara, yang tengah asyik membakar ikan tongkol bersama teman-temannya mengatakan bahwa semua makanan dan minuman mereka bawa dari luar.
“Maaf, ini bukan untuk dijual kepada pengunjung lainnya. Kami sengaja membeli dari luar dan membawa ikan tongkol ini untuk dipanggang di sini sambil menikmati udara segar,” kata Esra.
Esra dan kawan-kawan rupanya sudah tahu, jika berkunjung di pantai ini pada hari biasa harus menyiapkan sendiri bekalnya. ”Sudah tahu jika tak ada penjual makanan pada hari biasa. Itu sebabnya kami membawa makanan dari luar. Kalau pada hari Minggu, pedagang ramai,” ujarnya.
Meskipun begitu, para pengunjung berharap, ada upaya dari pemerintah daerah setempat untuk membuat pantai ini ramai setiap hari. Dengan pengunjung yang ramai, para pedagang bisa buka pada hari biasa.
Selain itu, kebersihan pantai juga perlu ditingkatkan dan pohon-pohon yang sudah banyak ditebang sebaiknya diganti dengan pohon baru. [knc02w]
Mohon agar di perhatikan kenyamanan pedagang di tempat wisata tersebut. Info dari beberapa pedagang, tmpt dagangan atau pondok mereka sering di rusak dan di bakar oleh OTK.
Terima kasih.