Trans-Nias dan Pariwisata Nias Raya

MEMBANGUN NIAS RAYA

0
2004
Salah satu desa tradisional di Pulau Telo, Nias Selatan, yang bisa dijual menjadi tempat pariwisata. —Foto: http://images.jurnalasia.com/

Pada tulisan saya terdahulu yang berjudul Trans Nias untuk Nias Raya, secara umum telah disampaikan konsep pembangunan Nias Raya sebagai satu kesatuan yang utuh dari berbagai aspek kehidupan yang dimulai dengan mengntegrasikan seluruh wilayah di Kepulauan Nias, baik daratan maupun pulau-pulau di sekitarnya, agar dapat saling terkoneksi/berinteraksi satu sama lain sehingga semua potensi yang dimiliki dapat dikembangkan secara selaras dan berkesinambungan.

Bahwa pengintegrasian secara fisik dimaksud selanjutnya disebut dengan nama Trans-Nias yang didukung dengan subtrans-nya. Trans-Nias dengan subtrans-Nias diharapkan dapat mendorong pembangunan di berbagai sektor agar berjalan lebih cepat, selaras dan berkesinambungan guna mewujudkan Nias Raya yang sesungguhnya.

Namun, pada kesempatan ini saya akan mencoba melihat pengaruh yang lebih khusus dan strategis dari kehadiran Trans0Nias dengan subtrans-nya terhadap pengembangan sektor pariwisata.

cover-membangun-nias-raya-02

Secara geografis kita bisa melihat fakta tak terbantahkan bahwa Nias Raya adalah merupakan wilayah kepulauan yang berada di Samudra Hindia tepanya di pantai barat Pulau Sumatera sehingga tidak berlebihan jika kita sepakat bahwa potensi terbesar yang dimiliki oleh Kepulauan Nias terletak pada sektor perikanan dan kelautan serta sektor pariwisata.

Hal ini bukan berarti bahwa kita tidak memiliki potensi pada sektor yang lain, seperti pertanian, tetapi kita juga harus realistis melihat aspek geograsfis pulau Nias yang relatif jauh dari daratan pulau Sumatera (pantai barat Sumatera) yang secara ekonomi tidak efisien karena akan menambah variabel biaya dari aspek transportasi.

Luas wilayah yang relatif kecil juga tidak prospektif untuk mengembangkan usaha dalam skala industri yang berbasis pada pengelolaan lahan dalam skala yang besar seperti usaha perkebunan yang membutuhkan lahan yang sangat luas (ribuan hektar), serta sumber daya alam khususnya pertambangan (mineral) yang tidak tersedia (sampai dengan saat ini). Kita tidak bisa menutup mata bahwa sebagian besar kebutuhan pokok masyarakat di Kepulauan Nias yang merupakan produk hasil pertanian masih dipasok dari daratan Sumatera.

Baca juga:  Potret Kekompakan Antarwarga ala Desa Fadoro Yöu

Ini bukanlah berarti kita tidak boleh dan tidak mampu untuk mengembangkan sektor pertanian kita, tetapi kita harus memiliki skala prioritas yang harus kita kembangkan terlebih dahulu dengan mempertimbangkan potensi yang kita miliki. Karena itu, pada kesempatan ini, saya akan mencoba melihat secara lebih khusus tentang potensi wisata yang kita miliki, baik itu wisata alam maupun wisata budaya.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.